Lihat ke Halaman Asli

Sahabat Pulau: Dayu, Anak Pesisir Penuh Semangat

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13557149381967550524

[caption id="attachment_222151" align="aligncenter" width="461" caption="Adik Dayu dengan Volunteer Trisakti"][/caption]

Siti Dayu, itulah namanya, seorang anak perempuan berusia  7 tahun yang tinggal di sebuah pulau kecil di kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran  yang jauh dari Bandar Lampung  ibu kota Provinsi Lampung .  Ia tinggal di Rumahnya yang sangat sederhana, berukuran 5x12 meter dengan beratapkan daun rumbia yang telah berlubang karena dimakan usia. Dinding-dinding rumahnya terbuat dari bilik-bilik bambu yang bercelah tembus ke luar.

Dayu yang lahir pada tanggal  16 Agustus 2005 di Pulau Pahawang  ini merupakan anak kedua dari pasangan Darsim dan Sunarti. Kakak dayu meninggal dunia saat dalam proses kelahiran. Darsim, ayah Dayu kini berusia 35 tahun, bekerja sebagai buruh lepas sedangkan Sunarti ibunya berusia 28 tahun dan bekerja sebagai  seorang ibu rumah tangga. Sebagai buruh lepas dan ibu rumah tanggamembuat  Penghasilan  keluarga ini hanya mampu mendapatkan Rp300.000,-  per bulannya. itu pun jika selama sebulan penuh bekerja. Tapi pekerjaannya sebagai buruh tidak tentu, kadang ada kadang tidak sehingga pak Darsim bekerja apa saja asal dia punya pekerjaan dan di bayar. Dengan penghasilan tersebut Pak Darsim tentu tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Jika tidak ada pekerjaan seperti sekarang ini keluarga pak darsim hanya bisa makan sehari 2 kali dan itupun hanya dengan lauk seadanya seperti tempe goreng saja. Jika salah satu keluarga pak darsim sakit dan harus berobat maka dia harus pinjam kepada tetangganya.

[caption id="attachment_222152" align="alignleft" width="470" caption="Volunteer Sahabat Pulau dari Jakarta"]

1355715051285600175

[/caption] Dayu kini sedang bersekolah di SD Negeri  Pahawang dan duduk di kelas 2. Ia harus berangkat ke sekolah pukul 06.00 WIB dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak mengitari pulau  menempuh jarak kurang lebih 3 kilometer dari rumahnya. Letak sekolah yang begitu jauh tak menyurutkan semangat Dayu untuk menuntut ilmu. Semangat dan ketekunan Dayu dalam menuntut ilmu menjadikan ia sebagai salah satu murid yang berprestasi di sekolahnya. Orang tuanya berharap Dayu dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan oleh orang tua.

Seragam lusuh, sepatu dan tas yang ala kadarnya tidak membuatnya malu ataupun minder  untuk brgaul dengan teman-teman sebayanya. Ia termasuk anak yang pendiam, jika diolok-olok oleh temannya ia lebih memilih diam untuk menghindari keributan dengan teman-temannya. Ia ber jajan hanya dengan Rp1.000,- per hari dari pemberian orangtuanya. Terkadang sepulang sekolah ia mencari barang rongsokan untuk menambah uang jajan. Inilah kehidupan Dayu, sangat sederhana dan penuh dengan perjuangan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline