"Imunisasi bukanlah hal baru di Indonesia. Perannya dalam meningkatkan kualitas kesehatan telah dirasakan oleh masyarakat luas. Berbagai penyakit infeksi dapat dengan mudah ditangkal dengan imunisasi. Jadi, masihkah kita ragu dengan imunisasi"?
Disadari atau tidak, imunisasi adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah kerangka kualitas kesehatan masyarakat. Bahkan banyak kalangan menilai imunisasi merupakan strategi yang paling efektif dalam membantu tubuh melawan berbagai jenis mikroba patogen penyebab penyakit tertentu.
Berdasarkan terminologinya, imunisasi dapat diartikan secara sederhana sebagai sebuah proses membangun kekebalan tubuh dalam merespon berbagai jenis infeksi yang berpotensi menurunkan kualitas kesehatan atau bahkan menyebabkan kematian.
Imunisasi pertama kali dikenal dan mulai diterapkan pada abad ke-15 di Tiongkok dengan cara menginokulasikan serbuk cacar pada orang sehat. Upaya serupa juga dilakukan oleh kelompok kasta Brahmana di India, para dokter di jazirah Arab, dan sarjana-sarjana dari Mesir.1 Sejak saat itu, pengetahuan imunisasi mulai menyebar ke berbagai belahan dunia.
Pada tahun 1796, vaksin pertama berhasil dikembangkan dan diperkenalkan oleh Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris.2 Vaksin ini dikenal dengan sebutan smallpox vaccine yang secara mengejutkan mampu membangun kekebalan tubuh dalam melawan dan mencegah infeksi yang disebabkan virus Variola. Penemuaan yang dinilai fenomenal tersebut seketika menyontak perhatian dunia medis sekaligus menjadi cikal bakal lahirnya ilmu imunisasi yang dikenal sampai saat ini.Seiring berjalannya waktu, pengetahuan dan teknologi imunisasi terus berkembang. Beberapa penyakit infeksi, bahkan yang berbahaya sekalipun dapat dicegah dengan mudah. Dewasa ini, imunisasi tidak hanya digunakan sebagai upaya pencegahan (profilaksis) namun dapat pula digunakan untuk pengobatan (terapeutik), misalnya untuk penyembuhan tumor dan kanker.
Program imunisasi di Indonesia sudah di mulai sejak lama, tepatnya pada tahun 1956 dimana imunisasi cacar pertama kali diberikan.3 Sejak saat itu, jenis dan cakupan imunisasi terus diperluas. Bahkan di tahun 1977 Indonesia kian gencar dalam menggiatkan program imunisasi dengan diterapkannya program EPI (Expanded Program of Immunization) atau dikenal pula dengan Program Pengembangan Imunisasi. Program ini menjadi titik tolak lahirnya era baru program imunisasi nasional di Indonesia.
Namun, sebagai negara berkembang dengan populasi penduduk yang terbilang tinggi, ditambah dengan kondisi geografis yang sangat luas, program imunisasi masih menyisakan beberapa pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi pemerintah. Mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi secara nasional telah mencapai angka 91% pada tahun 2016.
Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 87%.4 Walaupun angka cakupan imunisasi sudah terbilang tinggi dan mencapai target yang ditetapkan, upaya pemerataan imunisasi hingga ke pelosok daerah masih menjadi isu yang terus dipertanyakan. Hal ini pun berdampak pada belum optimalnya peran imunisasi dalam menyediakan kualitas kesehatan individu secara merata.
Kesenjangan ini dapat dilihat dari angka estimasi imunisasi yang dikeluarkan WHO/UNICEF (joint report) pada tahun 2015, dimana masih terdapat sekitar hampir satu juta anak Indonesia yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap atau sama sekali belum pernah diimunisasi.4 Fakta ini membuka mata kita, bahwa pelayanan dan pemerataan imunisasi masih menjadi permasalahan serius yang perlu dicari solusinya.
Manfaat Imunisasi Bagi Tubuh
Proses imunisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, namun yang paling umum dapat dilakukan melalui vaksinasi. Vaksin merupakan "senjata" biologis berisikan mikroba penyebab penyakit yang bersifat non aktif karena telah dilemahkan atau dalam kondisi mati. Keberadaan vaksin di dalam tubuh dapat diibaratkan sebagai benteng pertahanan yang mampu membantu tugas sistem imum dalam melawan dan mencegah serangan infeksi.