Lihat ke Halaman Asli

Pendapat Teman-teman Saya Tentang Karakter Istimewa Bangsa Indonesia

Diperbarui: 18 Agustus 2015   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto ilustrasi 'Jakarta dari Masjid Istiqlal' oleh Gunawan Kartapranata 2 Maret 2008"]Foto ilustrasi 'Jakarta dari Masjid Istiqlal' ini dibuat oleh Gunawan Kartapranata, 2 Maret 2008. Artikel ditulis oleh Hendri Ma'ruf. 

Untuk menyambut hari ulang tahun kemerdekaan negeri tercinta ini, saya ingin tahu apa kata teman-teman saya tentang karakter istimewa bangsa. Biar mudah, saya tanya via Facebook dan LinkedIn. Permintaan saya berbunyi:  Ada yg mau sumbang saran kah? Dalam satu, dua, tiga, atau empat kata, karakter apa yg istimewa dari bangsa Indonesia?

Teman-teman di FB berusia antara 20an sampai 70an. Sayangnya yang berpartisipasi tidak ada yang dari kelompok usia 70an. Tetapi saya tetap senang. Dan saya menghargai teman-teman saya di FB. Ada sebanyak 27 orang berpartisipasi.

Adapun yang di LinkedIn, rentang usia dari teman yang berpartisipasi antara 30an sampai 50an. Sebanyak lima (5) orang teman di LinkedIn berpartisipasi.

Ada banyak masukan. Ada teman yang hanya memberi satu kata. Ada yang memberi dua kata tetapi satu maksud. Lalu ada yang memberi tiga kata yang masing-masing berdisi sendiri. Sesuai permintaan saya, maksimum yang saya minta adalah empat (4) kata; tentu maksudnya empat kata untuk satu maksud. Tetapi kalau mereka mau menuliskan dua, tiga maksud dengan masing-masing empat kata, tentu boleh. 

Karakter yang sama atau tumpang tindih, saya gabungkan. Misalnya “pemaaf”, “memaafkan”, “mudah memaafkan” saya gabung menjadi satu. Sebagian makna yang terkandung sebenarnya mencakup kata “permissive” atau permisif. Permisif adalah sikap mudah memaafkan. Berbeda dari forgiving, kata permissive itu lebih pada “memaklumi” daripada memaafkan. Namun, untuk kemudahan, saya gabungkan.

Kata lain yang saya gabungkan adalah tergesa-gesa, masuk dalam kelompok “serba instan.” Ada orang yang menulis panjang “dulu sabar sekarang menjadi instan.” Lima kata ini saya peras menjadi serba instan. Kata “serba” saya yang memasukkan untuk mengakomodir kebiasaan yang cenderung maunya instan. Kalau bisa apa pun ya instan.

Kata tangguh menjadi kata utama untuk kelompok tangguh, militan, pejal, dan “tahan banting di ekonomi sulit.” Supaya mudah bagi penyumbang, kata-kata mereka saya sertakan di belakang kata tangguh.

Secara keseluruhan, hasilnya saya rangkum seperti ini:

Asal Bapak Senang

Bersahabat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline