Kampus sebagai salah satu bentuk organisasi penyelenggara pendidikan beroperasi dalam lingkungan-lingkungan yang kompleks dan menuntut kemampuan para pimpinan untuk melakukan terobosan-terobosan di tengah-tengah tuntutan yang saling bertentangan, baik dari eksternal maupun internal (Somech & Wenderow, 2006).
Hasil-hasil penelitian menemukan bahwa organisasi-organisasi yang sukses umumnya terbukti karena proses kepemimpinan organisasi telah berjalan secara efektif (G. Yukl, 2010). Khususnya di lingkungan universitas, terbukti bahwa para mahasiswa yang meraih prestasi belajar tinggi umumnya berasal dari lembaga pendidikan yang memiliki pimpinan unit atau organisasi pendidikan dengan kepemimpinan yang kuat (Marshall Sashkin, 1988).
Untuk dapat menerapkan suatu model kepemimpinan yang efektif, maka seorang pemimpin perlu memahami karakteristik budaya organisasi yang sedang dihadapi, dan berusaha mengeskplorasi model atau tipe kepemimpinan yang sesuai dalam rangka meningkatkan efektivitas manajemen dan kepemimpinan organisasi.
Budaya organisasi yang dibangun oleh pemimpin sangat berpengaruh terhadap banyak aspek. Namun dalam artikel ini, saya hanya mengulas bangaimana pengaruh budaya organisasi terhadap layanan administrasi dan bagaimana kinerja layanan administrasi itu sendiri berpengaruh terhadap budaya dan prestasi mahasiswa.
Agar penilian saya tidak bersifat subjektif sesuai dengan pengalaman pribadi terhadap kampus tertentu, maka apa yang diuraikan dalam tulisan ini merupakan peleburan antara pengalaman pribadi dan hasil penelitian (referensi).
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Layanan Administrasi
Budaya organisasi yang telah dibangun oleh pimpinan akan menentukan bagaimana para karyawan berperilaku dalam bekerja sehar-hari. Oleh sebab itu, pemimpin sangat berkepentingan dalam mengembangkan budaya organisasi tertentu.
Kuat tidaknya budaya organisasi, terutama iklim organisasi yang diadopsi dan dipertahanakan oleh pimpinan berpengaruh kuat terhadap kualitas layanan administeasi yang dilakukan oleh staf administrasi.
Semakin kuat budaya organisasai itu dipersepsi oleh para anggota khususnya karyawan, maka semakin kuat pula kontribusinya terhadap level kinerja bawahan dalam mendukung misi universitas.
Para pemimpin hendaknya berusaha mengembangkan budaya kerja yang kondusif dengan mengadopsi budaya organisasi yang lebih menghargai nilai-nilai kekeluargaan. Budaya demikian ditandai dengan adanya semangat kebersamaan dan kerjasama.
Stratagi demikian diprediksi mampu meningkatkan keberhasilan usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan tinggi, melalui kerjasama dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di universitas, sekaligus dalam rangka memenuhi permintaan publik, warga kampus khususnya mahasiswa.