Lihat ke Halaman Asli

Depok Butuh Perbaikan Bukan Perubahan

Diperbarui: 28 Oktober 2015   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Depok sudah berubah wajah sejak dinyatakan sebagai kotamadya. Pembangunan dimana-mana , jalan-jalan aspal mulus sekali bahkan dikatakan sebagai jalan aspal terpanjang seindonesia belum lagi sarana prasarana yang semakin lengkap dan fasilitas lain baik dalam bentuk sarana prasarana pendidikan maupun kesehatan.

Para pemimpin Kota Depok sudah bekerja keras membangun Kota Depok sebagai kota yang nyaman untuk wilayah hunian dengan segudang prestasinya. Maka tak heran dibandingkan dengan BOTABEK (Bogor - Tangerang - Bekasi) maka Kota Depok lebih menjadi pilihan dan tentunya konskuensinya adalah harga tanah semakin mahal. Selain itu juga mendorong banyaknya pembangunan perumahan - perumahan baru yang membuat peningkatan jumlah penduduk Kota Depok secara massif.

Perumnas Pertama

Kota Depok adalah pilot projek pembangunan perumahan nasional atau perumnas di Indonesia tepatnya di kecamatan sukmajaya (sekarang) yang dulu masih bergabung dengan bogor. Perumnas percontohan ini mengubah wajah kota depok secara besar yaitu sekitar tahu 1976-an. Sejak itulah mulai terjadi banyak migrasi ke Kota Depok.

Kemudian muncul perumahan-perumahan baru lainnya dan terus berkembang berkelanjutan hingga sekarang. Konskuensi berdirinya perumahan perumahan baru ini adalah pembangunan massif infrastruktur berupa sarana prasarana jalan raya , meningkatnya rute dan jumlah angkutan kota hingga tempat wisata modern.

Jika dulu banyak jalan-jalan setapak dan berada sisi sisi persawahan maka sekarang berubah menjadi jalan aspal mulus yang nyaman untuk dilewati. Lalu lintas padat menyusuri seluruh wilayah Kota Depok.

Perubahan Margonda

Dulu jalan margonda masih jalan sempit dan masih berubah jalan tanah dan berkelok-kelok. Jika sekarang dari depok menuju ke pasar minggu hanya melewati sekali rel kereta api yaitu di jalan lingkar UI maka dulu bisa terhitung 5 atau 7 kali memotong rel kereta api. Dan waktu itu masyarakat masih banyak mengandalakan angkuta kopaja pasar minggu depok atau angkutan instansi TNI yang memang karena banyak perumahan TNI di Kota Depok pada awal-awal pembangunan kota depok.

Kini margonda sudah berubah total. Memiliki 2 jalur yang masing masing muat hingga 5 mobil dari ujung UI hingga ke ujung terminal. Perkantoran dan ruko-ruko kini berjejer disepanjang margonda yang dulu masih berubah sawah sawah. Harga tanah yang dulu hanya puluhan atau ratusan ribu permeter sekarang sudah puluhan juta.

Pembangunan Jalur Alternatif

Pembangunan tidak saja di wilayah margonda karena hampir diseluruh pelosok wilayah Kota Depok sudah tersentuh oleh pembangunan infrastruktur. Misalkan pengaspalan jalan gas alam hingga ke tol cibubur atau perapihan jalan raya kilometer bogor. Jalan alternatif juanda yang menghubungkan margonda - cimanggis. Termasuk jalan - jalan menuju ke arah barat sawangan-bojongsari.
Dulu jalan-jalan tersebut masih belum ada atau jalan setapak seperti margonda bahkan lebih parah lagi tapi kini hampir semua sudah teraspal beton bahkan kini pembangunan infrastruktur jalan tol sudah mulai menembus margonda setelah sebelumnya selesai di persimpangan cimanggis gas alam. sebentar lagi jalan tol akan menembus hingga ke wilayah cinere dan ini akan membantu pengurangan kemacetan di wilayah margonda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline