Lihat ke Halaman Asli

Jendry Kremilo

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Haruskah Cemas Dengan Elgibitong?

Diperbarui: 12 Mei 2022   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: theAsianparent

Beberapa hari lalu sebelum video Om Dedy di takedown, saat saya kelar menyimak pocast om  Dedy Corbuzer bersama dua sejoli yang memilih hidup sesama jenis, saya mendapati di kolom komentar seseakun yang curhat tentang adiknya yang masih duduk di bangku SMA. 

Beliau bercerita, jika adiknya itu sejak sekolah daring suka sekali nonton film sesama jenis dari Thailand itu. Yang pada akhirnya, si adik juga terjerumus ke lembah nista Eljibitong.

Kemarin, setelah menyebut kata 'ELj1b1t1, saya langsung kena sangsi Om Mark Jukibek selama 24 jam, karena menulis sesuatu yang dianggap sebagai ujaran kebencian. Jujur saya tidak terima. Negara saya, generasi muda bangsa ini, dan masa depan anak saya sedang diteror dengan sesuatu hal yang luar biasa. 

Dengan dalih HAM jelas itu suatu hal yang fatal untuk diterima. Maka dari itu, saya mau menceritakan sesuatu yang telah saya pendam selama tiga tahun ini, dari jagat media sosial. Saya takut mengungkapkan ini. Tetapi, agar para orang tua melek dan sadar, bagaimana masifnya teror mereka itu, saya akan ungkap hal ini.

Gaes ... eljibitong adalah sebuah wadah atau label yang menaungi penyuka sesama jenis. Anggotanya sebenarnya tidak banyak. Yang jumlahnya banyak justru adalah SSA atau Sex Same Attraction. Bedanya Eljibitong dengan SSA adalah, Eljibitong berani tampil, mengakui diri mereka, sedangkan SSA masih sembunyi. Ada SSA tingkat rendah, ada yang tinggi. Yang rendah, biasanya berusaha melawan dan menyembuhkan diri. 

Sedangkan yang tinggi, adalah mereka yang sudah mulai jajan, tetapi masih sembunyi-sembunyi. Biasanya SSA yang tingkat rendah adalah sasaran dari para pegiat sosial untuk membantu menyembuhkan mereka, seperti Kak Sinyo Egie. Dan SSA tingkat tinggi biasanya sudah hampir menjadi bagian dari eljibitong. Kurang sak sreeet ae, kalau kata orang Jawa.

Nah, setelah mereka terjaring anggota Eljibitong, mereka akan diberikan apapun yang mereka mau. Kekayaan, karier, wirausaha, penghargaan, dukungan, kekeluargaan, perhatian, kasih sayang, dan apapun yang mereka butuhkan. Jangan salah, Gaes. Uang mereka banyak. Dana dukungan datang dari dewan internasional yang menggaet banyak perusahaan ternama, mengalir deras hingga trilyunan. 

Produk-produk pangan yang kita makan, bisa jadi salah satunya adalah dari perusahaan yang juga ikut andil dalam menyokong dana untuk kaum eljibitong itu. Maka dari itu, tak salah jika mereka bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan.

"Bagaikan hidup di dunia perang!, sungguh indah!" kata salah seorang ex-eljibitong dalam sebuah testimoninya.

Kenikmatan yang mengandung racun, makin masuk ke dalam, makin lupa mereka dengan fitrah seorang laki-laki. Say goodbye pada perempuan, dan bahkan makin gencar menyasar anak-anak di bawah umur. 

Ya ... karena sokongan dana itulah, mereka kini makin masif untuk mengajak serta anak-anak muda yang masih polos, untuk dijadikan seperti mereka. Tak pandang bulu, baik itu normal atau belok, baik masih single atau sudah beristri, baik yang tua atau muda, bahkan menyasar anak-anak kecil yang masih putih. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline