Bagian 10: Perseteruan Meraih Posisi
Oleh: Hendriko Handana
"Ko, nanti kalau kamu masuk TV, Bapak bisa lihat kamu di barisan sebelah mana?", tanya Pak Firdaus, pembina OSIS kami, suatu kali di ruangan Tata Usaha sekolah.
"Nanti Bapak cari saja di tim yang maju ke depan tiang bendera, saya bakal ada di sana" jawabku optimis.
Namun, belakangan aku sadar bahwa optimis dan takabur itu beda tipis.
~~~
Paskibraka adalah satu tim yang padu, bukan atraksi individu. Agar penampilan tim ciamik, maka semua personil mesti bisa bermain di posisinya masing-masing dengan cantik dan energik. Kegagalan individu sama saja dengan kegagalan tim. Tentu juga, keberhasilan tim adalah hasil permainan kompak dan hebat seluruh personil.
Meski secara tim, semua personil punya andil dan kedudukan sama penting, namun ada beberapa posisi yang dianggap punya gengsi dan perhatian lebih tinggi. Dan, posisi-posisi tersebut selalu jadi incaran.
Berburu posisi bukan hal baru bagi Paskibraka. Ditingkatan manapun, kabupaten/kota, propinsi, dan nasional, situasinya sama. Apalagi nasional, doktrin itu sudah ditanamkan sebagai seorang utusan propinsi.
"Kamu usahakan meraih posisi penting!", kira-kira begitu pesan beberapa pembina dan senior memancing semangatku sebelum bertolak ke ibukota.