Lihat ke Halaman Asli

Kebijakan Perekrutan Gagal yang Berujung pada Kecelakaan Tragis

Diperbarui: 1 Februari 2025   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: thedailybeast

Bagaimana rasanya jika suatu malam Anda menerima surel dari pemerintah yang meminta Anda untuk mengundurkan diri? Bukan dalam waktu satu bulan atau satu minggu, tetapi sekarang juga. Itulah yang terjadi pada ribuan pengendali lalu lintas udara di Amerika Serikat.

Hanya 24 jam setelah kecelakaan pesawat tragis di Bandara Nasional Reagan yang menewaskan 67 orang, pemerintahan Trump mengirim surel kepada mereka, menawarkan "buyout" massal. Dalam surel itu, para pekerja didorong untuk meninggalkan pekerjaan mereka dengan kompensasi tertentu.

Alasannya?

Untuk mendorong lebih banyak orang beralih ke sektor swasta.

Tetapi, mengapa tawaran ini muncul sekarang? Apakah ini bagian dari strategi efisiensi, atau ada sesuatu yang lebih dalam?

Laporan awal tentang kecelakaan menunjukkan bahwa hanya ada satu pengendali lalu lintas udara yang bertugas, menjalankan tugas yang seharusnya dilakukan oleh dua orang. Ini bukan hanya tentang kelalaian individu, tetapi gejala dari masalah yang lebih besar: kebijakan perekrutan yang mengorbankan kualitas demi kepentingan politik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Administrasi sebelumnya bertanggung jawab atas perubahan standar perekrutan yang berakibat fatal ini. Dengan dalih inklusivitas dan diversifikasi, FAA mengubah proses seleksi dengan mengganti ujian kompetensi ketat dengan kuesioner biografi yang lebih menitikberatkan pada faktor sosial daripada keahlian teknis. Hasilnya? Banyak calon berbakat dengan latar belakang militer atau pengalaman penerbangan tersingkir, digantikan oleh pelamar yang kurang memenuhi kualifikasi teknis.

Keputusan ini bukan hanya kesalahan kebijakan, tetapi juga ancaman bagi keselamatan nasional. Pengendali lalu lintas udara menghadapi tekanan luar biasa dengan jam kerja panjang, tanggung jawab yang meningkat, dan kurangnya pelatihan yang memadai. Kecelakaan di D.C. adalah bukti nyata dari sistem yang telah gagal akibat kebijakan yang lebih memprioritaskan kepentingan politik dibandingkan keselamatan penerbangan.

Pemerintahan Trump kemudian mengambil langkah ekstrem dengan menawarkan "buyout" massal. Dalam surel yang dikirim pukul 20.30, pekerja federal ditawari kesempatan untuk meninggalkan pekerjaan mereka dan beralih ke sektor swasta. Bahkan, surel itu menyebut bahwa mereka dapat segera mengambil liburan impian mereka sambil tetap menerima gaji pemerintah.

Tidak berhenti di situ, Trump juga menyalahkan administrasi sebelumnya atas kecelakaan ini, dengan menyatakan: "Saya mengutamakan keselamatan. Obama, Biden, dan Demokrat hanya mengutamakan kebijakan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline