Lihat ke Halaman Asli

Hendrik Kurniawan

Pakar Hukum Tata Negara

Aktivis IPNU IPPNU Desa Kepundungan

Diperbarui: 11 November 2021   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Mutiara dimanapun tempatnya akan tetap bernilai meskipun tempatnya dipedalaman laut dan berlumpur akan tetap banyak orang yang mencarinya beda halnya dengan batu kali yang harus di tempa dan dipukul untuk mendapat harga yang lebih mahal, itulah filosofi hidup jadilah seperti mutiara. Carilah dimana engkau bisa dihargai bukan dibutuhkan, karena banyak orang yang membutuhkan tetapi lupa bagaimana cara menghargai orang lain. Sebagai aktivis muda saya bukan hanya bergerak pada dunia kampus, tetapi saya berfikir bagaimana caranya ketika saya kembali di masyarakat aku bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Meskipun saat ini terjadi pandemi Covid-19 diseluruh penjuru dunia hal ini bukan alasan untuk berhenti terus bergerak. Awalnya saya agak sedikit kaget bagaimana saya harus bisa menghadapi masyarakat dan bersikap sosial di masyarakat yang notabennya orang desa yang cara berfikirnya agak sedikit berbeda dengan masyarakat kampus atau akademisi, hal inilah yang justru membuat saya tertantang bagaimana caranya saya sebagai mahasiswa bisa membawa perubahan khususnya bagi ruang lingkup desa saya, awalnya saya bingung harus memulai dari mana dan Alhamdulillah selama dikampus saya mengikuti organisasi IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan akhirnya saya memberanikan diri untuk pertamakalinya merintis dan mendirikan IPNU di tingkat desa saya, banyak sekali hambatan-hambatan yang harus saya hadapi karena keilmuan yang diajarkan selama diperkuliahan saya merasakan betapa berbedanya pengaplikasiaanya di dunia masyarakat dan langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Akhiranya dengan bantuan ketua ranting NU Desa Kepundungan serta teman-teman saya yang ada di PAC IPNU IPPNU Kecamatan Srono untuk memberanikan diri mengumpulkan pemuda dan pemudi tingkat desa yang saya mulai dari teman terdekat saya dikampung, setelah itu yang saya lakukan adalah mengenalkan IPNU dan IPPNU karena pada dasarnya di desa saya tidak ada banyak yang tau soal organisasi tersebut, tantangannya bagi saya jauh lebih berat di tingkat rangting atau desa daripada dikampus atau tingkat cabang karena ranting adalah tingkat yang paling bawah yang langsung bersentuhan dengan masyarkat berbeda halnya dengan di IPNU IPPNU yang ada dikampus yang lebih fokus pada keilmuan dan intelektual.

Saya diberikan kesempatan didalam forum untuk berdiskusi dengan ketua PC NU Banyuwangi yang membahas terkait masalah dan hambatan yang terjadi di tingkat desa, hal ini menjadikan kesempatan untuk saya menyampaikan aspirasi-aspirasi yang dikeluhkan oleh anak-anak muda di tingkat desa, berbagai bahan dan sedikit riset sebelum acara itu dimulai sudah saya siapkan dan alhamulillah acara berjalan dengan baik. Setelah beberapa hari kemudian kami di undang di acara rapat kordinasi dengan perangkat Desa dengan hasil dan harapan bahwa IPNU IPPNU harus bisa bahu membahu memangun desa yang lebih baik lagi dalam forum tersebut yang saya sampaikan adalah kami siap bekerjasama dengan perangkat desa sekiranya apa yang bisa kami bantu kami akan siap membantu dan juga sebaliknya. Karena saya sadar bahwa IPNU IPPNU itu bukan organisasi profit tetapi organisasi sosial keagamaan dan itu selalu saya tegaskan kepada teman-teman saya dari awal, IPNU IPPNU itu cuma wadah untuk berproses dan bukan tempat untuk mencari pekerjaan/uang.

Setelah terbentuknya Ranting kemudian saya mengajak teman-teman saya untuk sowan ke pengurus ranting Fatayat, Muslimat, Ansor, Banser dan juga pengurus Laziznu dengan harapan support dan dukungan sekaligus menginformasikan sudah terbentuknya Pimpinan Ranting IPNU IPPNU di tingkat desa. Alhamdulillah semua menerima dengan baik bahkan semuanya mendukung penuh adanya kami dan beberapa program kerja kami sudah berjalan dengan baik meskipun masih dibilang program kerja kecil-kecilan. Bagi saya sedikit program kerja yang penting berjalan itu sangat luar biasa bagi saya.

Tantangan yang kita hadapi di tingkat rangting sangatlah luar biasanya kompleks, ditingkat desa saya ada karang taruna yang kegiatannya aktif sehingga kami yang masih baru sangat berhati-hati setiap bergerak supaya tidak terjadi kres dengan karang taruna, sehingga hal yang saya lakukan adalah saya mulai melakukan pendekatan secara emosional dan sosial, saya bergabung dengan karang taruna dengan harapan secara perlahan-lahan mereka bisa mengenal IPNU IPPNU dan bisa kerjasama nanti kedepannya, tetapi sampai saat ini saya juga masih bingung karena anak-anak karang taruna selalu beranggapan bahwa anak IPNU IPPNU identik dengan ngaji dan tahlilan sehingga sulit merangkul anak-anak muda yang sukanya bermain dan nongkrong, tetapi pesan yang disampaikan oleh gus Maki ketua PC NU Banyuwangi "Bagaimanapun caranya untuk membuat mereka bergabung bersama IPNU IPPNU terserah yang penting mereka mau gabung.Kalo seandainya mereka mau diajak karena diadakan acara Dangdutan/Karaokean lakukan nanti saya yang akan bertanggung jawab ke mbah Hasyim dan Allah SWT asal nantinya mereka bisa diarakan ke kegiatan yang positif."

Hal terberat menurut saya saat ini adalah bagaimana cara mengambil setiap keputusan yang baik, setiap pemimpin bisa dikatakan hebat manakala keputusan yang diambil tepat, justru sampai saat ini saya masih bingung ketika dihadapkan oleh keputusan-keputusan yang sama pentingnya. Memang tidak banyak yang bisa diberikan terhadap masyarkat sekitar saya akan tetapi saya mencoba bagaimana dengan hadirnya IPNU bisa mengarahkan adik-adik pelajar ke kegiatan yang positif, rencana kedepannya saya dan teman-teman akan melakukan kegiatan RANTING MENGAJAR dimana kita sebagai kader penggerak NU di ranah ruang lingkup pelajar bisa mencoba untuk mengajari adik-adik MI (Madrasah Ibtidaiyah) kerumah-rumah dengan harapan semoga bisa membantu adik-adik belajar dirumah selama pandemi Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline