Teh Talua Pinang Mudo Tiga Saudara. Minuman Khas Piaman Menjadi Tempat Berkumpul Rang Rantau di Batam
BATAM - Teh Talua Pinang Mudo Tiga Saudara. Puri agung 2 Tanjung piayu Sei Beduk Kota Batam. Tak ubahnya seperti warung atau palanta di Ranah Minang umumnya, tepatnya Piaman, yang merupakan tempat berkumpulnya masyarakat (urang palapau) dalam bercengkrama dan membahas banyak hal, termasuk Ekonomi, politik daerah dan nasional.
Palanta/Warung Teh Talua Pinang Mudo yang di kelola oleh putra asli sungai limau Piaman itu. Selalu Ramai oleh para pengunjung para perantau Minang dan Piaman khususnya di kota Batam. sudah menjadi budaya tersendiri bagi perantau Minang di kota industri kepulauan Riau itu. Untuk selalu singgah, walau hanya duduk dan menikmati Teh Talua Pinang Mudo yang di racik dengan Ramuan khas Minang kabau
Poto:par pelanggan teh Talua Pinang Mudo. Sedang menikmati minuman sambil bercengkrama (doktaufik)
Teh talua atau teh telur adalah minuman manis khas Sumatera Barat yang dapat dijumpai di lapau, warung tradisional Minangkabau hingga restoran Padang. Minuman ini berupa Teh ditambah gula dan telur yang sudah dikocok serta sedikit perasan jeruk nipis. Telur yang digunakan umumnya adalah telur ayam kampung, namun,.! Di Teh Talua Pinang Mudo Tiga Saudara. Puri agung 2 Tanjung piayu Sei Beduk Kota Batam. Beragam pilihan yang di sajikan, termasuk Telor itik, pinang mudo dan tapai.
Kekhasan Teh Talua Pinang milik Taufik ini, sangat khas . Jika didiamkan sejenak setelah diseduh dengan air teh yang panas, teh talua akan menampilkan lapis-lapis. Lapis atas berupa buih, lapis tengah berwarna putih, dan lapis dasar berwarna kecoklatan.
Poto: minuman teh Talua Pinang Mudo Warung Tiga Saudara.(doktaufik)
Palanta milik Taufik Piliang itu, bukan hanya sekedar menikmati Teh Talua Pinang Mudo segelas kopi. Tetapi banyak ide ide yang lahir dari Palanta. Seperti kemajuan organisasi, pasar, dan isu isu politik, dalam menentukan sikap untuk berpihak-an pada pada calon
"Teh Talua Pinang Mudo spesial."
Sebutan bagi masyarakat Piaman hendak mencari palanta (warung kopi) untuk melepas lelah dan unek unek dalam bercerita dan bercengkrama sesama perantau di Batam. Merupakan hal yang tak terpisahkan dan menjadi kegiatan rutin jelang pulang ke rumah dan malam hari.