Lihat ke Halaman Asli

Saham atau Obligasi?

Diperbarui: 29 Mei 2016   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: static.inilah.com

Beberapa waktu lalu, pada mata kuliah Akuntansi Keuangan, saya belajar mengenai Saham dan Obligasi. Materi ini begitu menarik karena saham dan obligasi ini merupakan usaha atau alat yang digunakan untuk menghasilkan kekayaan. Oleh sebab itu saya antusias menyimak materi yang disampaikan oleh Dosen. Sang Dosen mulai menjelaskan apa itu saham dan obligasi, karakteristik, jangka waktu, manfaat, risiko, hingga alasan mengapa perusahaan menerbitkan saham dan obligasi.  

Dari pembahasan tersebut, dijelaskan bahwa saham merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu perseroan, yang dibuktikan dengan surat saham, sebagai suatu surat legitimasi yang menyatakan bahwa pemegang adalah orang yang berhak atas deviden, hak suara, dan manfaat lainnya. Sedangkan obligasi merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.

Di penghujung pertemuan, Sang Dosen bertanya,”Bila kalian ingin berinvestasi, maka kalian memilih Saham atau Obligasi?”  Beberapa mahasiswa menjawab saham, ada pula yang menjawab obligasi, dan sisanya diam karena bingung harus memilih yang mana. Kemudian Dosen mengatakan,”Coba jelaskan alasannya mengapa  kalian memilih Saham ataupun Obligasi”. Beberapa siswapun mengutarakan pendapatnya masing-masing.

Setidaknya terdapat beberapa hal yang membedakan antara Saham dan Obligasi, yaitu:

Penghasilan

Penghasilan pemilik saham disebut sebagai dividen, dimana jumlah penghasilan yang diterima tidak ditentukan. Sedangkan pada pemilik obligasi, penghasilan yang diterima sudah disebutkan pada surat obligasi dengan tingkat bunga yang sudah disesuaikan untuk jangka waktu tertentu.

Keuntungan investasi

Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham bergantung pada keuntungan perusahaan, sehingga tidak bisa ditentukan secara tetap. Bahkan dalam beberapa kasus jika perusahaan merugi maka Anda selaku pemegang saham juga merasakan imbasnya. Sedangkan pemegang obligasi keuntungannya sudah dapat dipastikan karena pada faktanya tidak memiliki hubungan dengan perusahaan.

Harga investasi

Harga investasi saham tidak bisa dipastikan dan cukup sulit untuk diprediksi. Terkadang harga saham bisa naik namun tidak jarang juga turun, bergantung pada perkembangan perusahaan. Sedangkan harga obligasi biasanya relatif stabil dan sensitif terhadap suku bunga dan tingkat inflasi.

Bentuk kepemilikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline