Lihat ke Halaman Asli

Penjelajah Alam

Pengamat sosial budaya, politik dan pemerintahan serta aktif di bidang informasi dan komunikasi publik

Fenomena Rohidin Mersyah Diminta Kembali Menjadi Gubernur Bengkulu

Diperbarui: 29 November 2019   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur Rohidin saat peletakan batu pertama program BSPS 2019 di Kedurang / dokpri


Di Provinsi Bengkulu  nama Rohidin Mersyah sudah sangat dekat dan melekat dengan seluruh lapisan masyarakat baik di pelosok-pelosok desa di  9 Kabupaten dan di Kota Bengkulu sebagai pusat ibukota Provinsi. Banyak menyebutnya dengan panggilan spesial yang mencuat di masyarakat, dan hal ini menjadi keakraban tersendiri bagi kalangan itu sendiri.

Seperti di Kabupaten Bengkulu Selatan,  Seluma dan Kaur dikenal dengan panggilan akrab "Dang Din" yang berarti kakak Din, penggalan dari nama Rohidin, maka setiap orang yang menyebutnya nama "Dang Din" sudah pasti itu tertuju kepada Gubernur Rohidin.

Di sebelah Kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara dan Mukomuko masyarakat lebih lengkap menyebutnya dengan nama Rohidin, namun saat ini baik di Kota Bengkulu dan Kabupaten yang sedang nge-Trend (trending) di dunia milenial baik di perbincangan sehari-hari masyarakat dan media sosial adalah panggilan nama "ROMERS" yaitu singkatan dari Rohidin Mersyah.

Fenomena Rohidin Mersyah diakui banyak pihak juga terus menghiasi media berkat keberhasilan kepemimpinannya di Provinsi Bengkulu. Beberapa pengamat sosial dan politik mengungkapkan bahwa faktor kepemimpinan Rohidin Mersyah menjadi faktor utama dalam perubahan positif yang terjadi di daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu.

Hal ini menunjukkan potret seperti apa pendekatan gaya kepemimpinan yang mengena di hati masyarakat sehingga tiada hari di tahun 2019 ini yang tidak pernah lepas dengan pembicaraan Rohidin Mersyah yang dinilai sebagai figur yang sudah sangat pas sebagai Gubernur Bengkulu, dan masyarakat tidak ingin berganti ke yang lain apalagi kembali ke masa-masa krisis kepemimpinan sebelum Rohidin Mersyah menjabat sebagai Gubernur Bengkulu.

screenshoot berita media (bengkuluinteraktif.com)

 Penulis mencoba melakukan penelitian melalui studi kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai bahan dari fakta beberapa deklarasi dukungan masyarakat yang dimuat di media cetak dan media daring, serta data dan informasi lainnya yang memperkuat kesimpulan yang sebenarnya diinginkan dari fenomena yang terjadi pada seorang figur Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Dukungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (screenshot pribadi dari indopolitika.com)


Dukungan dari Pengurus Wilayah Muhammadiyah 

Penelitian dengan metode ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui pendekatan studi kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai bahan dari buku, jurnal, hasil penelitian, koran, bulletin, serta data dan informasi lainnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rohidin Mersyah mempunyai model pendekatan komparatif yang seimbang dan saling memperkuat sehingga tercipta kondisi ideal sebuah gaya Kepemimpinan yang diidam-idamkan atau diidolakan oleh masyarakat luas, yaitu kombinasi gaya Kepemimpinan dengan pendekatan Rasional-Empiris, Normatif-Reedukatif, dan pendekatan Lingkungan-Adaptif.

Maka untuk model kepemimpinan yang sekarang diterapkan Rohidin Mersyah, dari kombinasi ketiga pendekatan ini  menganut gaya kepemimpinan Transformasional, yang akhirnya setelah dipadukan menjadi gaya kepemimpinan Kharismatik.

Melalui kajian gaya kepemimpinan Rohidin Mersyah saat ini, mampu menjadi inspirasi banyak figur lainnya yang juga menjadi figur tokoh di Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu yang juga terus berupaya mengaplikasikannya gaya kepemimpinan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline