Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wattimena

TERVERIFIKASI

Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Puisi-Kota Baris

Diperbarui: 14 September 2024   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Pattimura Ambon sabagai salah satu ikon wisata. (Foto: Shuttestock/Parinussa Revy)

Katanya kotaku kota musik  
Tapi nyatanya tiupan peluit lebih merdu daripada nyanyian biduan  

Kiri dan kanan, sana dan sini  
Barisan warna-warni menghiasi  
Langkah kaki berdetak, lebih merdu dari bunyi seruling di malam sunyi  

Baris indah, baris empang, baris berbasis janji politisi  
Janji dan janji mereka ikut berbaris  
Baris seakan jadi tradisi, sedangkan musik hanya ilusi  

Katanya kotaku kota musik  
Tapi nyatanya di sini baris lebih laris sedangkan musisi hanya bisa menangis  

Jika waktunya tiba  
Ribuan pasukan berbaris rapi  
Kotaku yang macet makin macet  
Penonton membludak, hura-hura di sana sini  
Musik hip-hop menggoyang di antara barisan  

Konser musik?  
Di kota musik?  
Halaa, apa itu...  
Lebih ramai baris, lebih indah baris indah  

Hari berganti tahun, kota musik diganti kota baris  

Di sini mana ada kompetisi nyanyi?  
Jika ada hadiahnya juga kalah jauh dengan lomba baris yang sering disponsori para politisi  

Kotaku katanya kota musik  
Namun nyatanya kota musik hanya slogan semata  
Di kotaku yang manis ini  
Baris lebih dicintai rakyatnya daripada nyanyian indah para penyanyi  

Kota musik, kota baris  
Kotaku berisik, peluit berbunyi di garis finish  
Kota musik, kota baris  
Penyanyi menangis, penyanyi meringgis

Maluku, 14 September 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline