Rayuan manis menutup petaka di balik kemudahanDalam sekat-sekat dunia maya, mulai merayu mereka yang membutuhkan
Aku terperangkap dalam jebakan
Dililit pinjaman online
Dikejar-kejar debt colletor dari balik telepon
Bunganya makin mekar
Bayarnya makin berat
Dimaki, diteror,
Dor,dor... ingin saja kupecakan kepala ini
Tak sanggup menghadapi semua ini
Terbaring letih tubuh dengan mata terbuka
Seakan mau terpantul seperti bola bisbol
Kuteguk sebotol alkohol
Sedangkan pikiran terus menerawang jauh
Pada bunga pinjol yang tak bisa terkontrol
Ahh.. aku terjebak
Ekonomi makin sulit, pinjol datang
Menyamar sebagai juruselamat
Padahal jadi tanda kiamat
Aku luka, si bodoh, uang cepat, macam-macam namamu
Tapi tetap kami mengenalmu dengan satu nama pinjol
Ahh tolol,
Kau hisap darah masyarakat miskin
Kau jilat setiap rejeki mereka
Dengan bungamu yang terus membengkak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H