Saat ini PSSI sedang mencari nahkoda baru mereka untuk masa kepemimpinan 2023-2027. Erick Tohir dan La Nyalla Mattalitti disebut-sebut sebagai dua calon yang kuat untuk menduduki kursi nomor 1 di PSSI. Pertarungan kedua sosok tersebut bakal sengit.
Lantas diantara mereka berdua siapakah yang layak memimpin PSSI?
Di kalangan milenial sosok menteri BUMN Erick Thohir begitu diunggulkan, dengan tujuan besar untuk bersih-bersih PSSI Ercik tampil percaya diri untuk mengincari posisi sebagai Ketua Umum PSSI.
Seperti dilansir dari metrotvnews.com sosok Ericik Thohir saat ini diklaim miliki 60 dukungan pemilik suara, dimana terdapat total 87 pemilik suara hak untuk memilih dalam KLB PSSI di bulan Ferbuari mendatang.
Sedangkan La Nyalla dikabarkan hanya punya dua suara,akan tetapi Ketua DPD-RI tersebut memastikan tidak bakal gentar menghadapi Menteri BUMN Erick Thohir dan berharap persaingan mereka tetap sehat.
Namun siapa sangka, La Nyalla Mattaliti merupakan sosok yang tepat memimpin PSSI. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Djalam Aziz.
Dilansir dari detik.com Mantan Exco PSSI, Djamal Aziz, menjelaskan bahwa La Nyalla merupakan sosok figur yang tepat untuk menggantikan Mochamad Iriawan. Dia berharap para pemilik suara bisa menentukan pilihan sesuai hati nurani.
"La Nyalla itu figur yang tepat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 di KLB nanti. Dia bukan hanya paham tetapi mengetahui siapa saja yang menjadi petualang di sepakbola Indonesia. Dan, saya yakin La Nyalla akan bisa mewujudkan keinginannya membasmi mafia sepakbola Indonesia. Semua paham, ketika La Nyalla berkuasa tidak ada yang berani macam-macam," ujarnya.
Sosok La Nyalla dianggap tepat menahkodai PSSI lantaran pernah mengisi sejumlah posisi vital di federasi sepakbola Indonesia tersebut.
Selain Djamal Aziz, dukungan untuk La Nyalla Mattalitti datang dari Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (ISORI), Profesor Syahrial Bakhtiar.
Guru besar dari Universitas Padang tersebut menyerukan kepada para voters nantinya untuk memilih La Nyalla pada Kongres Luar Biasa (KLB).