Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wattimena

TERVERIFIKASI

Penulis

Kumat-kamit Rindu

Diperbarui: 24 September 2024   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kumat-kamit rindu pada jumat yang rumit 

tiba-tiba mencoret awan putih dengan sebait puisi 

segelas kopi pahit tanpa sengaja pamit menuju rongga mulut
setiap tetesannya ada kenangan saling beradu
kemudian ditinggalkannya endapan rindu

ciuman manis menggaris pelipis
dua ekor belibis bermesraan di tepi telaga
mata memandang rayuan menendang
angin sepoi-sepoi menghanyutkan dua insan
tenggelam pada samudra cinta

senyuman demi senyuman termaktub
pada katup-katup jantung
berdetak kencang menghasilkan suar
pertanda kebersamaan ini tak boleh berakhir

percikan asmara membakar dada
api berkobar semerah darah
menit bertarung sengit dengan detik
jarum jam berhenti
hati melepaskan empedu
rindu terus bergulat sampai senja tiba

di tepi danau air mulai keruh
dua ekor belibis makin terlarut dalam kemesraan
angin semakin sepoi
langit semakin jingga
asmara makin membara
terlelap sudah keduanya
dalam kenangan indah
Rumah Tiga, 25 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline