Cendrawasih marah
Ranting-ranting patah
Daun-daun berguguran
Karena rumah mereka dirusak
Hutan mereka di curi
Emas dalam periuk mereka dirampas
Mereka hanya dapat ampas
Jika cendrawasih sudah marah
Itu tanda bahaya
Sebentar lagi surga akan berubah jadi neraka
Nyalakan api, membakar semangat
Keringat bercampur darah
Teriak merdeka
bintang kejora bersinar terang
keadaan tak bisa membuat mereka tenang
jika hutan, tanah dan air digarap
dibawa pergi ke barat
oleh orang-orang keparat
cendrawasih menahan lapar
di tanah mereka yang kaya
cendrawasih bernyanyi
suara mereka tak didengar
cendrawasih mara
senjata dan tentara yang di kirim
cendrawasih menangis
mereka tertawa geli
cendrawasih menangis
mereka yang masih terus rasis
cendrawasih masi mengawasi
jangan sampai cendrawasih benar-benar pergi
dari sangkar ibu pertiwi
teruntuk tuan
teruntuk puan
Jika mereka teriak merdeka
Jangan kirim mereka tentara dan senjata
Kirim saja mereka guru, buku dan pena
Kirim saja mereka dokter, jarum dan obat
Karena teriakan merdeka
Hanya tanda pengingat
Bukan mereka ingin melepas merah putih
Mereka teriak merdeka
Karena memang mereka belum benar-benar merasakan apa itu merdeka
Di tanah air mereka sendiri
Mereka lebih merah daripada kalian yang putih
Merekah lebih merah putih
tetapi apa harus tetap merah
tetapi apa harus putih
Jika ditanah sendiri
Masih dianggap anak tiri?
Oleh saudrah sendiri?
Masih selalu luput dari dekapan NKRI
Mereka juga merah putih
Anak kandung ibu pertiwi
Cendrawasih masi tetap menari
Cendrawasih masi tetap bernyanyi
Cendrawasih masi tetap NKRI
Cendrawasih masi tetap dianak tirikan di Tanah sendiri
Di tanah mereka yang suci
di sana ada telapak kaki ibu pertiwi
di sana ada surga tersembunyi
Kami cinta cendrawasih
Jangan biarkan dia terbang tinggi
Pergi dari sangkar ibu pertiwi
Cendrawasih harus tetap bersama garuda
Bersama saudra-saudaranya yang lain
Cendrawasih masih tetap NKRI
Jangan biarkan dia terbang tinggi
Ke langit putih
Menuju bintang kejora
Biarkan dia tetap bersama Garuda
Dalam dekapan ibu pertiwi,
Ambon 14 mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H