Lihat ke Halaman Asli

"kisah"

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



“sesal itu kembali datang ketika kau lakukan kesalahan yang sama, seharusnya aku sudah sadar dari dulu ternyata engkau hanya kangen kepada ku. Kehadiran mu bukan untuk menjalin hubungan, hanya saja aku kurang memahami maksudmu sehingga kita terjerumus dalam cinta.”

Berawal dari pertemuan yang tak pernah di rencana kan, engkau hadir menguak kisah lama yang telah lama ku pendam jauh disana, di relung hati yang tak pernah tersentuh oleh siapapun Karena memang tak akan ku berikan tersentuh oleh siapapun. Kisah itu mulai muncul kembali seiring dengan kehadiran mu yang makin lama makin dekat saja, aku tak kuasa menahan gejolak yang ada di dalam bathin ini.

Kedekatan kita tak bisa di pisahkan lagi antara teman atau sepasang kekasih, suasana hati melebur bersama seringnya aku lihat senyum manis di wajah mu, entah itu kenakalan manis yang engkau tunjukan kepada ku untuk menarik perhatian ku. Dan harus ku akui kau berhasil menggoda ku.

Tidak butuh waktu lama untuk kau menyentuh cinta dihati ku, karena cinta itu memang dari dulu menjadi milik mu, hanya saja sudah sangat lama aku menyimpan cinta ini. Dan semuanya kembali menjadi kehangatan cinta dari ku.

Memang kedekatan kita tidak begitu lama, tetapi aku sangat merasakan keberadaan mu bagi ku, sehingga ketika engkau pertanyakan tentang sebuah ikatan, aku mulai bimbang. Bukan aku tak mau memenuhi keinginan mu, tetapi aku ragu terhadap apa yang akan kita hadapi nanti jika ikatan itu kita jalin lagi,karena kita pernah mencobanya dulu dan kita gagal. Dan aku tidak ingin kita mengulang hal yang sama seperti dulu.

Walaupun banyak pertimbangan dari ku, tetap saja aku tidak bisa membohongi perasaan ku bahwa aku sangat bahagia bisa bersamamu lagi, dan jika saja aku menolak untuk menjalin sebuah ikatan dengan mu, itu sama saja dengan aku mengkhianti hati dan perasaan ku sendiri. Sedangkan cinta sudah sangat besar kepadamu. Kali ini aku harus mengalah kepada perasaan dan cinta ku kepada mu, aku harus mengenyampingkan logika ku terhadap kegagalan dulu.

Status pertemanan menjadi berpacaran itulah hasil dari ikatan kita, kita tak malu-malu lagi untuk sedikit bermesraan di depan umum, begitupun sebutan sayang mengalir indah dari mulut kita masing-masing, tidak ada kecanggungan lagi antara kita untuk mengutarakan perasaan kita masing-masing baik dalam kata-kata maupun dalam perbuatan.

Hanya modal cinta dan perasaan saling mengerti kita menjalani hubungan ini untuk menghadapi persoalan yang akan datang dalam hubungan kita nanti, perlahan-lahan permasalahan mengisi ruang yang ada di antara kita, satu persatu bisa kita selesaikan tanpa ada yang di sakiti kecuali masalah itu yang hilang dari kita.

Tetapi sekarang kebosanan terlihat di raut wajah dan sikap mu kepada ku, walau hubungan kita baru seumur jagung tetapi kenapa kejenuhan itu jelas-jelas engkau perlihatkan kepada ku. Bukan itu yang ku inginkan dari hubungan ini.

Mungkin apa yang engkau cari dari diri ku tak engkau temukan lagi, atau kau terlalu berevoria dengan masa lalu kita yang tak mungkin bisa kembali lagi, walau kita sekarang menjalin hubungan yang sama, seharusnya kau sadar bahwa kita tak bisa kembali kemasa lalu, dan jika pun kau ingin aku kembali kemasa lalu aku tak bisa karena aku bukan yang dulu lagi. Sekarang aku mencintai mu dengan cara yang sekarang, dengan cinta yang lebih besar dari dulu. Seharusnya kau memahami semua itu.

sesal itu kembali datang ketika kau lakukan kesalahan yang sama, seharusnya aku sudah sadar dari dulu ternyata engkau hanya kangen kepada ku. Kehadiran mu bukan untuk menjalin hubungan, hanya saja aku kurang memahami maksudmu sehingga kita terjerumus dalam cinta. Dan aku tidak akan mundur dari hubungan ini walaupun perasaan kau hanya sebatas kangen kepada ku karena aku tidak main-main dengan perasaan ku kepada mu.

Banda aceh,09 sept 2011

By,

Hendra Susoh IB




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline