Lihat ke Halaman Asli

Beruntung atau Tidak Beruntung?

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu desa kecil di Kepulauan Jepang, hiduplah seorang kakek dan cucunya. Mereka berdua hidup bahagia ditemani oleh seekor kuda betina. Mereka hidup berkecukupan dengan penghasilan dari penyewaan jasa tenaga kuda untuk transportasi di desanya.

Suatu senja di hari yang hujan, tiba - tiba kuda betina ini terlepas dari ikatan dan akhirnya lari meninggalkan rumah si kakek. Besok harinya, para tetangga datang ke rumah si kakek dan mengucapkan turut bersedih akan hilangnya si kuda betina tersebut. Sang Kakek berkata "Beruntung atau tidak beruntung ? Saya juga tidak tahu".

Selang beberapa hari kemudian, hal yang tidak diduga terjadi. Si kuda betina kembali ke rumah si kakek, tetapi tidak itu saja, ternyata si kuda betina ini membawa seekor kuda jantan yang sangat gagah dibelakangnya. Si Kakek dan cucunya sangat bahagia. Keesokan harinya, datanglah kembali para tetangga dan mengucapkan selamat untuk si kakek karena sangat beruntung mendapatkan kuda jantan yang gagah tersebut. Sang kakek kembali berucap "Beruntung atau tidak beruntung ? Saya juga tidak tahu".

Setelah bertahun - tahun mereka si kakek dan cucunya hidup dalam kelimpahan karena 2 ekor kuda tersebut, suatu hari cucunya tersebut terjatuh dari kuda jantan tersebut ketika sedang mengantar pesanan dari kota ke desanya. Tak lama setelah si cucu sampai di rumah, datanglah kembali para tetangganya untuk mengucapkan turut berduka untuk kejadian yang menimpa cucunya. "Beruntung atau tidak beruntung ? Saya juga tidak tahu" kata kakek itu kembali.

Empat hari setelah si cucu terjatuh, tiba - tiba datanglah utusan pemerintah ke desa tersebut untuk menyampaikan titah kaisar, bahwa seluruh laki - laki yang berumur antara 10tahun sampai 40tahun harus ikut membantu Jepang untuk melawan musuh di medan perang. Si cucu yang pada saat itu berumur 14 tahun seharusnya ikut berperang, tetapi karena kakinya sedang masa penyembuhan akibat terjatuh dari kuda maka si cucu tidak perlu ikut berperang. Dan setelah kejadian itu mereka berdua, si kakek dan cucunya hidup bahagia di desa kecilnya tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline