Rahmah El-Yunusiyyah panik. Orang-orang memekik, menyebut nama Tuhan, dan berlarian.
Denting jam 10 kali, 28 Juni 1926. Tanah bergetar hebat. Skala 7,8 dalam Richter menggoyang bumi.
Rahmah terhuyung-huyung. Binar matanya redup seketika. Sahabat karibnya, Nanisah, merenggang nyawa.
"Diperkirakan merenggut 1.000 jiwa di seluruh Sumatera Barat, menghancurkan 2.383 rumah di Padang Panjang....," berita Dagblad Radio, 29 Juni 1926.
Mencekam. Semua jiwa bergoncang. Sekolah Rahmah tak bertubuh lagi. Namun, titik balik dimulai. Dari goncangan hebat bumi, Rahmah pun menggoncang dunia.
Dengan tanah wakaf sang ibunda, Rahmah berjuang lagi. Sampai kini dunia pun mengerti, Perguruan Diniyyah Puteri yang didirikannya akan seabad di bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H