Lihat ke Halaman Asli

Sistem Zonasi untuk Pemerataan Pendidikan

Diperbarui: 21 Agustus 2023   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan di Indonesia semakin berkembang. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi baik dari kurikulum, sistem mengajar, dan metode PPDB. Di masa sekarang ini, PPDB sangat difokuskan melalui jalur zonasi, dimana para calon peserta didik akan memilih sekolah yang dekat dengan lokasi domisili mereka dan akan diseleksi melalui seberapa jauhnya lokasi domisili mereka ke sekolah tujuan mereka. Sistem ini tentunya menunjang banyak kontroversi di masyarakat. Banyak orang yang menganggap bahwa sistem ini merupakan "sistem setengah matang", banyak orang pula menganggap sistem ini merupakan sistem yang bagus karena menguntungkan diri mereka atau keluarga mereka. 

Terlepas dari itu semua, Menteri Pendidikan yang mencetuskan ide ini, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP., melihat beberapa masalah yang ada di dunia Pendidikan di saat itu "Sebetulnya disbanding sebelumnya jauh lebih kecil (masalah) sekarang, justru sebelum zonasi banyak masalah terutama pemalsuan nilai, jual beli kursi, dan ada kastanisasi sekolah," ujarnya. Saat ini jumlah kasus masalah tersebut sudah menurun drastis dikarenakan adanya sistem zonasi ini. Tidak hanya itu saja, beberapa manfaat yang sudah kita rasakan berkat adanya sistem zonasi ini.

Yang pertama, sistem zonasi membantu meratakan pendidikan. Sebelum adanya sistem zonasi, di tiap-tiap kota pasti ada "sekolah favorit" banyak anak akan berlomba lomba untuk masuk ke sekolah ini, sehingga sekolah sekolah yang bukan favorit akan kesulitan mendapatkan murid yang berkualitas, sementara sekolah-sekolah favorit setiap tahunnya akan dihujani oleh murid-murid terbaik dari daerah tersebut. Dengan adanya sistem zonasi, kemungkinan semua murid berkualitas berkumpul di satu sekolah sangatlah kecil, sehingga sekolah sekolah yang dulunya dipandang sebagai sekolah favorit, sekarang mampu mendapatkan murid yang berkualitas

Salah satu alasan terpenting juga mengapa sistem zonasi ini dicetuskan adalah untuk mengurangi mobilitas siswa. Seperti yang kita ketahui, macet sudah merupakan hal yang wajar terjadi di kota-kota besar. Riuhnya kota-kota besar disebabkan karena bertabrakannya jadwal anak berangkat ke sekolah dengan orang pergi bekerja, belum lagi ditambah banyak anak-anak yang rumahnya jauh dari sekolah, yang berarti anak tersebut akan berkontribusi dalam kemacetan sejak awal dia berangkat dari rumah hingga ia sampai di sekolah. Dengan menetapkan sistem zonasi, maka kita dapat mengurangi jarak yang ditempuh untuk anak-anak yang akan pergi ke sekolah dan setidaknya mampu mengurangi sedikit kemacetan di kota-kota besar .

Selanjutnya, melihat pembangunan yang masih belum merata, tentunya akan mendorong pengembangan sekolah local. Dengan adanya sistem zonasi, tentunya dibutuhkan banyak sekolah yang bisa merangkul daerah-daerah yang mungkin masih belum memiliki cukup seklolah untuk menampung seluruh siswa di daerah tersebut. Dengan adanya sistem zonasi, pemerintah akan lebih mudah untuk menilai daerah mana yang masih membutuhkan tambahan infrastruktur sekolah dan mampu lebih cepat menanggulanginya.

Yang terakhir, sistem zonasi juga mampu meningkatkan pemanfaatan sumber daya. Sudah dijelaskan di poin sebelumnya, bahwa dengan adanya sistem zonasi akan membantu mendorong pengembangan sekolah lokal. Semakin banyak sekolah yang kita miliki, maka semakin banyak pula guru yang dibutuhkan. Saat ini masih banyak guru yang masih bingung harus mencari jam tambahan ke sekolah lain karena terlalu banyaknya tenaga pendidik di sekolah tempat mereka ditugaskan. Dengan adanya sistem zonasi ini tentunya akan membantu mengurangi masalah ini.

#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat 

#AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR

#BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria6_Garuda19

#ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial

#GuratanTintaMenggerakkanBangsa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline