Cuaca petang itu sedikit berkabut. Awan2 hitam nampak menggantung di atas bukit yang sebentar lagi akan di lalui Irwan buat melatih ke dua otot kakinya. Di penghujung musim Semi hujan kecil sekali2 mengguyur kota Philadelphia.Walau rintik, tapi sedikitnya dapat menyegarkan bunga2 lavender di teras rumahnya.
Dan mendung rupanya tak menyurutkan niat Irwan melakukan aktifitas hariannya, menelusuri jalan setapak melingkar di sisi hutan kecil dekat kediamannya. Di tempat itu hampir2 dia tak menemui seorangpun kecuali mobil yang melintas setiap 10 menit. Kota kecil ini telah membuatnya terbiasa dan menerima lingkungan yang sepi, jauh dari keramaian, dan setiap hari menemui rumah2 yang tertutup rapat di empat musim.
Tiba di pertengahan hutan, dia berhenti sejenak menarik nafas dalam sembari mendongak keatas ranting2 kecil.Diatas sana se ekor burung gereja mencicit dan ber-ayung2.
Tiba2 dia melompat kesamping sewaktu seekor bajing menyerempet kaki kirinya.
"Sialan luh," umpatnya.
Perlahan dia lanjutkan langkahnya, mula2 berjarak pendek2, kemudian lebih cepat, semakin cepat dan akhirnya dia berlari cepat sambil ngos2an.
Sementara itu senja sudah bertambah kelabu. Pepohonan mulai nampak ke hitaman, dan kabut tipis melayang di atas permukaan tanah.Lampu2 jalanpun mulai menyala satu persatu, tapi tidak sanggup menembus tebalnya kabut.Ada kalanya dia membungkuk menarik nafas lalu lanjut lagi, se-olah2 dia membawa sesuatu di pundaknya yang dia tidak tahu mau di bawa kemana.
Akhirnya gereimis jatuh juga. Angin yang sedikit kencang menerpa wajahnya, membuat kuyup juga kemeja yang sudah mulai lusuh.CIcitan burung juga sudah berhenti.Bajing pun sudah tak nampak lagi.Hanya lampu2 mobil yang menyorot sekali-sekali. .Gerimis berangsur lebat,tapi dia tidak beranjak dari tempatnya.Deretan hutan hitam, lampu mobil,dan suasana mencekam menyeret dia ke alam lain.Ada gambar lalu lintas di penuhi mobil di tengah keruwetan jalan raya.Ribuan kendaraan bersileweran di sekitarnya dan di tenggarai suara klakson berganian.
Di bawah sadar, dia perhatikan wiper di depan kaca lagi sibuk menyapu air hujan.Perempuan muda di dekatnya serius menatap lurus kedepan.Keduanya membisu, lama sekali, di hantui dengan pikirannya masing2.Blok demi blok mereka lalui dalam ke bisuan sampai Irwan memecah kekauan itu.
"Okay hon, you can drop me on the next blok.I can take a short walk from there,"