Generasi Z, yang merupakan kelompok usia 7 hingga 25 tahun pada tahun 2021, menghadapi tantangan besar dalam kepemilikan rumah di kota-kota besar di Indonesia.
Harga properti yang tinggi dan tidak proporsional dengan kenaikan pendapatan membuat rumah menjadi mimpi yang sulit diwujudkan bagi sebagian besar Generasi Z (Gen Z).
Namun, dengan pemikiran kreatif dan strategi yang bijaksana, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu Gen Z memiliki rumah sendiri meskipun dengan gaji UMR (Upah Minimum Regional).
Pemahaman tentang kondisi pasar properti
Sebelum mencari solusi, penting bagi Gen Z untuk memahami kondisi pasar properti saat ini. Harga rumah yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peningkatan permintaan, keterbatasan lahan yang tersedia, inflasi, dan spekulasi.
Selain itu, lokasi juga memainkan peran penting dalam menentukan harga properti. Kota-kota besar umumnya memiliki harga yang lebih tinggi daripada daerah pedesaan.
Berikut ini adalah beberapa solusi untuk memiliki rumah dengan gaji UMR, meskipun tentunya situasi kondisi bisa berbeda di dalam perkembangan Indonesia yang beragam.
Menabung dan merencanakan keuangan secara bijaksana
Meskipun gaji UMR mungkin terbatas, disiplin menabung dapat membantu mengumpulkan uang untuk membayar uang muka atau biaya lainnya. Penting untuk membuat anggaran yang realistis, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan mengalokasikan sebagian pendapatan bulanan untuk tabungan.
Memanfaatkan program perumahan subsidi
Pemerintah Indonesia telah menyediakan program perumahan subsidi bagi masyarakat dengan penghasilan rendah, termasuk Gen Z. Program-program seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi atau Subsidi Selisih Bunga (SSB) dapat membantu dalam mengakses pembiayaan rumah dengan bunga yang lebih rendah atau tanpa uang muka.