Lihat ke Halaman Asli

Hendra Jawanai

Creative Director/Producer/Writer

Mendampingi Anak Disleksia, dalam Film "Taare Zameen Par"

Diperbarui: 10 Mei 2023   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aamir Khan dan Darsheel Safary dalam "Taare Zameen Par" (2007), foto dari Rotten Tomatoes.

Taare Zameen Par adalah sebuah karya film yang menghadirkan kisah mengharukan tentang kekuatan cinta dan pengertian terhadap anak-anak dengan kesulitan belajar.

Melalui alur cerita yang penuh emosi, film ini memberikan renungan mendalam tentang pentingnya menghargai dan membantu anak-anak yang berjuang dengan tantangan mereka sendiri.

Sebagai penonton, saya merasa tersentuh dan terinspirasi oleh pesan yang disampaikan Taare Zameen Par (dalam bahasa Indonesia berarti "Bintang di Bumi").

Salah satu aspek yang menarik dalam film ini adalah penggambaran awal terhadap Ishaan Awasthi, seorang anak berusia 8 tahun yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

Ishaan sering dianggap tidak suka belajar dan sering dihina karena ketidakmampuan tersebut. Keluarganya, teman-temannya, dan bahkan guru-gurunya tidak memahami potensi kreatif dan imajinatif Ishaan.

Film ini mengingatkan kita untuk tidak menghakimi anak-anak secara sembarangan, dan untuk melihat lebih jauh kesulitan yang dialami oleh mereka.

Dalam perjalanan Ishaan, peran keluarga juga menjadi sorotan dalam film ini. Ayahnya, Nandkishore, adalah seorang eksekutif sukses yang memiliki harapan tinggi terhadap anak-anaknya.

Sang ibu, Maya, sebagai seorang ibu rumah tangga, merasa frustasi karena tidak mampu memberikan pendidikan yang tepat kepada Ishaan. Namun, mereka juga tidak memahami sepenuhnya kesulitan yang dihadapi oleh Ishaan.

Film ini menggambarkan betapa pentingnya peran keluarga dalam mendukung dan memahami anak-anak, terlepas dari kegagalan atau kesuksesan akademik mereka.

Kisah ini menghadirkan sosok Ram Shankar Nikumbh, seorang guru yang ceria dan optimis. Kehadirannya di sekolah asrama tempat Ishaan berada mengubah segalanya.

Ram menyadari Ishaan tidak bahagia, dan kemudian mengetahui bahwa Ishaan menderita disleksia. Dengan metode pengajaran yang berbeda dan penuh perhatian, Ram membantu Ishaan untuk mengembangkan kemampuan membaca dan menulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline