Lihat ke Halaman Asli

Hendra Jawanai

Creative Director/Producer/Writer

Cuaca Terik dan Panas Ekstrem, Banyak Minum Air

Diperbarui: 6 Mei 2023   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Darko Djurin dari Pixabay.

Cuaca terik dan panas ekstrem seperti yang terjadi belakangan ini di beberapa negara di Asia Selatan menjadi perhatian utama bagi masyarakat dan pemerintah.

Hal ini tak terkecuali di Indonesia, dimana suhu tercatat mencapai 37,2C di stasiun pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada pekan lalu. Fenomena cuaca ini menyebabkan dampak yang cukup signifikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

BMKG memberikan informasi dan perkembangan terkait gelombang panas yang terjadi, sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri dan mengambil tindakan preventif yang tepat.

Cuaca dan kesehatan

Panas ekstrem bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Pada kondisi cuaca yang panas, tubuh manusia memerlukan banyak air untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil.

Namun, jika seseorang tidak mengonsumsi cukup air minum, bisa terjadi dehidrasi yang dapat menyebabkan pusing, mual, dan bahkan kejang. Selain itu, panas yang berlebihan juga bisa memicu penyakit kulit, seperti ruam dan eksim.

Orang yang memiliki kondisi kesehatan yang rentan, seperti penyakit jantung atau paru-paru, bisa mengalami gejala yang bahkan lebih serius, seperti sesak napas dan bahkan pingsan.

Kurang minum air

Salah satu penyebab utama masalah kesehatan terkait cuaca terik dan panas ekstrem, adalah kurangnya kesadaran dan tindakan preventif dari masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka saat cuaca sedang panas.

Salah satu contoh konkretnya adalah kebiasaan minum air yang kurang dari yang seharusnya, terutama bagi orang-orang yang beraktivitas di luar ruangan. Padahal, minum air yang cukup sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mencegah dehidrasi.

Selain itu, salah satu hal yang kadang terlewatkan adalah kurangnya kesadaran dalam memilih bahan pakaian yang tepat, padahal ini juga bisa meningkatkan risiko terkena dampak-dampak lain.

Dehidrasi bisa berakibat serius

Jika kebiasaan kurang minum air tidak diatasi, ini bisa berakibat pada meningkatnya angka kejadian penyakit yang berkaitan dengan panas, terutama pada orang yang rentan seperti lansia dan anak-anak.

Satu contoh yang paling jelas adalah meningkatnya kasus dehidrasi atau kekurangan cairan di dalam tubuh. Jika dehidrasi tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti kerusakan ginjal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline