Lihat ke Halaman Asli

Hendra Jawanai

Creative Director/Producer/Writer

Harapan Perfilman Indonesia Ada di Genre Film Horor?

Diperbarui: 17 April 2023   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi genre horor (Gambar oleh Reimund Bertrams dari Pixabay)

Film Indonesia berhasil mengalahkan film asing di bioskop, terbukti dari KKN di Desa Penari berhasil mengalahkan Doctor Strange in the Multiverse of Madness.

Saya pribadi sangat senang, mendengar perkembangan positif dari pasar perfilman di Indonesia ini. Tidak hanya berhasil mengalahkan dominasi film asing, tetapi juga berhasil menarik minat penonton dengan film-film lokal.

Hal ini menunjukkan bahwa perfilman Indonesia semakin berkembang dan menjanjikan. Tentu saja, ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh insan perfilman Indonesia yang tidak kenal lelah untuk menghadirkan karya-karya berkualitas.

Saya yakin, dengan semakin berkembangnya perfilman Indonesia, kita akan semakin bangga dan mencintai karya-karya lokal. Hanya mungkin ada yang bertanya, "Kenapa harus film horor sih?" Nah mari kita ulas sejenak soal ini.

Baca juga:
Riset Hotelnya Dulu, Siapa Tahu Ada Hantu!

Pasarnya jelas

Tema horor memang menjadi salah satu pasar yang sangat diminati oleh banyak orang. Banyaknya cerita horor yang dapat digali dari berbagai sumber, baik itu kisah nyata atau fiksi, membuat film horor selalu menjadi tontonan yang menarik perhatian.

Meskipun terkadang film horor bisa menimbulkan rasa takut atau ketakutan, namun hal tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton.

Bagi sebagian orang, menonton film horor dapat memberikan sensasi dan pengalaman yang berbeda, sehingga tak heran jika pasar film horor terus berkembang hingga saat ini.

Mitos yang dekat dengan masyarakat

Kepercayaan akan mitos dan cerita-cerita tentang setan seperti kuntilanak, genderuwo, pocong, tuyul, dan sejenisnya, bisa menjadi bagian dari kedekatan budaya yang kita miliki.

Sebagai manusia, kita cenderung mencari koneksi atau hubungan dengan hal-hal yang kita anggap familiar atau sudah kita kenal sebelumnya.

Hal ini berlaku tidak hanya dalam kepercayaan terhadap mitos dan cerita-cerita setan, namun juga pada aspek-aspek lain dalam kehidupan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline