Lihat ke Halaman Asli

Manajemen Perusahaan yang Amburadul

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan ini sebenarnya sudah sangat lama berdiri. Awalnya hanya dari seorang pria keturunan asal subang yang membuka toko kain di bilangan tanah abang. Karena memang sangat berbakat bisnis..akhirnya ia sampai saat ini telah memiliki pabrik tekstil yang cukup besar. Dari awal berdirinya pabrik ini, pemilik perusahaan tersebut sangat loyal kepada karyawannya yang sama-sama membantunya dari nol, bahkan ada karyawan yang meski usianya telah memasuki pensiun, pemilik tersebut memintanya untuk tetap berada di pabrik meskipun ia tidak melakukan kegiatan sekalipun di dalam pabrik. ini nyata-nyata adalah bentuk penghargaan yang amat besar kepada karyawan yang telah membantunya memulai usaha dari nol sampai dengan saat ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, pemilik pun mulai menyerahkan kepengurusan pabrik kepada anak-anaknya. Tapi memang anak-anak pemilik pabrik tersebut tidak seperti bapaknya. Anak-anaknya tidak pernah hidup susah sehingga mereka tidak pernah tahu bagaimana cara mengurus perusahaan yang benar. Bahkan mereka saling berebut untuk memiliki perusahaan bapaknya tersebut, padahal bapaknya tersebut masih hidup.

Pabrikpun berjalan dengan arah yang tak tentu. Padahal di pabrik ini sekitar 2500 karyawan menggantungkan hidup dari pabrik ini. Jadi sekitar 100000 jiwa bisa makan karena berjalannya pabrik ini. Keanehan manajemen mulai nampak saat anak dari istri kedua pemilik pabrik tersebut menjadi pimpinan pabrik. Dia melakukan perombakan besar-besaran, bahkan karyawan yang loyal mulai disingkirkan.

Manajer saya, dikontrak oleh perusahaan sejak januari untuk waktu 1 tahun. Anak pemilik pabrik itu sendiri yang mengatakannya meskipun tidak di atas kertas. Tapi tiba-tiba saja kontraknya diperpendek menjadi 9 bulan saja, dan langsung menunjuk pengganti yang padahal posisinya bahkan belum setingkat assisten manajer. Tentu saja hal tersebut membuat kelabakan Manajer tersebut dan calon penggantinya.

Artinya disini, sistem manajemen yang telah dilakukan sangat tidak terencana dan terkesan asal pilih dan asal tunjuk, tanpa mengetahui resiko yang akan terjadi. Apabila pimpinan pabrik itu mengetahui persis apa yang terjadi di dalam departemen tersebut, itu bisa diterima. Tapi ini lain, dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam departemen tersebut karena memang dia sama sekali tidak pernah terjun atau bahkan menengok ke dalam kegiatan pabrik, namun hanya duduk manis saja di bangku direksi. Yang dikhawatirkan adalah adanya pembisik-pembisik di sekitarnya yang membuat keputusan ngawur.

Terlepas salah atau tidak manajer yang di perpendek kontraknya tersebut di mata direksi, akan tetapi hal tersebut tidak boleh terjadi karena akan menjadi preseden buruk terhadap pemimpin departemen yang lainnya. Ternyata memang banyak hal yang tidak bisa diturunkan seorang bapak kepada anak-anaknya, sehingga menimbulkan terjadinya manajemen perusahaan yang amburadul. mudah-mudahan 10000 jiwa yang menggantungkan hidup dari pabrik ini dapat terselamatkan dari bencana akibat miss manajemen.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline