Lihat ke Halaman Asli

Hendra Fokker

TERVERIFIKASI

Pegiat Sosial

Sejarah Pembunuhan Presiden AS: Konspirasi dan Tragedi

Diperbarui: 17 Juli 2024   05:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi beberapa Presiden AS yang meninggal dibunuh (Sumber: Wikimedia Commons via kompas.com

Penembakan terhadap Calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump beberapa waktu lalu memang membuat dunia terkejut. Peristiwa yang konon terjadi kembali setelah sekian lama kekerasan terhadap tokoh politik berakhir di AS. Walau tidak semuanya berakhir tragis,  namun catatan buruk ini dapat dijadikan abstraksi betapa lemahnya sistem pengamanan disana.

Apalagi jika konstelasi politik memanas dengan berbagai konflik berlatar ideologis. Dalam perjalanan sejarahnya, AS tak luput dari beragam konflik berlatar kekerasan. Baik dalam kebijakan internasional ataupun perihal persoalan internal negara. Semua seakan termanifestasi dalam rentetan kisah kelam sepanjang sejarah berdirinya Negara Paman Sam.

Apakah peristiwa tersebut merupakan motif politik atau memang sebuah konspirasi. Berikut adalah rentetan kisah kekerasan berlatar politik yang pernah terjadi di AS;

1. Abraham Lincoln

Lincoln adalah Presiden AS ke 16 yang berasal dari partai Republik dengan pengaruh kuatnya selama masa pernyatuan pada masa Perang Saudara meletus. Gelombang ketidakpuasan terjadi karena kebijakan penghapusan perbudakan dianggap merugikan pihak konfederasi sebagai motif utamanya. Khususnya bagi para tuan tanah yang memiliki perkebunan garap.

Hingga pada tanggal 14 April 1865, Presiden Abraham Lincoln ditembak mati oleh simpatisan pasukan konfederasi pada sebuah acara teatrikal (sandiwara). Dimana kematiannya kerap dikaitkan dengan kutukan Tecumseh, seorang panglima perang suku Indian yang terbunuh dalam suatu pertempuran dengan pasukan AS, atau sebatas konspirasi dari lawan politiknya.

Karena usai terbunuhnya Lincoln, yang berkembang adalah mitos tumbal Tecumseh. Dimana setiap Presiden terpilih, yang tahunnya dapat habis dibagi 20, konon dapat dipastikan mati terbunuh. Sebuah konspirasi politik yang pada akhirnya berkembang hingga beberapa dekade, selama masa pemilihan Presiden di AS.

2. James Garfield

Garfield sendiri mulanya dikenal sebagai seorang militer yang memiliki segudang visi modernisasi bagi AS. Sebagai tokoh dari partai Republik, ia merasa berkepentingan dalam melakukan berbagai kebijakan pembangunan di berbagai sektor. Namun upayanya tak dianggap baik publik, hingga menimbulkan polemik sosial pasca terpilihnya Garfield.

Pada momentum ini, seorang pria bernama Charles J. Guiteau, yang diketahui sebagai simpatisan Garfield, justru menembaknya ketika hendak naik kereta. Disebut-sebut Guiteau kecewa karena usahanya selama kampanye mendukung Garfield tidak memberi keuntungan buat dirinya. Tragedi yang seharusnya tidak terjadi, jika kebijakannya dapat terealisasi dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline