Lihat ke Halaman Asli

Hendra Fokker

TERVERIFIKASI

Pegiat Sosial

Visi dan Misi Bukan Sekadar Janji Politik

Diperbarui: 5 Desember 2023   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Sulitnya memenuhi janji politik. (Sumber: HERYUNANTO)

Perhelatan pesta demokrasi terbesar tak lain adalah pegelaran Pemilu. Sebuah peristiwa yang selalu dijalani dalam sistem yang positif dengan tujuan mencari Putra Terbaik Bangsa. Momentum menentukan siapa yang pantas memimpin bangsa Indonesia secara jurdil.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sudah jadi agenda lima tahunan yang pastinya seru untuk diikuti. Khususnya sejak Pemilu pertama kali diadakan pada tahun 1955 silam.Tak terkecuali proses yang menyertai dengan berbagai dinamika yang terjadi.

Entah dalam aspek ideologis, ataupun perihal visi misi dari setiap kontestan yang tampil. Termasuk seluruh partai-partai politik yang berperan menjadi motor politik setiap Paslon yang digadang-gadang sebagai kontestan Pemilu.

Baik dari pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming, ataupun Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Pada perhelatan Pemilu 2024 mendatang.

Pemilu dan Janji Politik

Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Miriam Budiarjo, dalam Ilmu Politik, bahwa janji politik adalah bagian dari proses check and balance pemerintahan. Lantaran muasalnya terdiri dari sekelompok orang yang terorganisir dan memiliki tujuan sama (visi misi).

Bukan sekedar memberi janji politik, melalui visi misi kala kampanye berlangsung. Baik yang disosialisasikan oleh barisan pendukung atau para relawannya. Melainkan menjadi sebuah proyeksi melalui berbagai agenda yang hendak dijalankan.

Tentunya demi merealisasikan janji politik kala kampanye diselenggarakan. Melalui berbagai kebijakan publik yang diberikan sebagai wujud komitmennya. Walaupun harus melalui dinamika pemerintahan yang tidak dapat diprediksi.

Tak lain karena dinamika politik yang biasanya terjadi adalah problematika pembentukan kabinet. Deal politik antar partai pengusung biasanya menghasilkan berbagai kepentingan dalam sebuah kabinet. Termasuk oposisi yang muncul sebagai antitesanya.

Namun, kita tidak akan sentuh area deal politik antar partai. Melainkan deal politik antara kontestan Pemilu dengan konstituennya. Para calon (Capres dan Cawapres) tentu memiliki visi misi yang dijadikan media komunikasi politik dengan publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline