Lihat ke Halaman Asli

Hendra Fokker

TERVERIFIKASI

Pegiat Sosial

Horor Biaya Pendidikan Anak Kala Daftar Sekolah Tiba

Diperbarui: 26 Juni 2023   19:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sekolah (sumber: Kompas.com/Pixabay)

Masa pendaftaran sekolah yang telah tiba, kerap membuat orang tua pusing dalam hal biaya. 

Belum lagi pikiran mengenai biaya sehari-hari untuk sekolah anak, yang selalu membebani jika ditambah jarak tempuh menuju sekolah. Hal ini lumrah terjadi, kala orang tua siswa hendak mendaftarkan anaknya untuk melanjutkan jenjang pendidikan.

Selain biaya yang mengawang-awang dalam pikiran, apalagi jika sekolah yang dituju adalah swasta. Nomor satu tentunya adalah persoalan tingginya biaya pendidikan anak. 

Walau tidak semua sekolah swasta menerapkan biaya tinggi dalam administrasinya. Namun yang biasa terpikirkan adalah perihal performa sekolah dalam kategori terbaik atau biasa. Hal ini jadi pilihan penting lainnya.

Harapan besar tentunya ada dari setiap orang tua, yang hendak menyekolahkan anaknya dengan baik. Tidak melulu menjadikan nilai positif atau negatif yang berkenaan dengan sekolah tujuan. 

Sebuah persepsi yang mayoritas terjadi di kalangan orang tua, jika telah mendapati batas akhir pendaftaran sekolah. Dimana saja bisa, asal dapat diterima.

Belum lagi sistem zonasi, yang memberi batasan bagi siswa lingkungan sekitar. Walau sistem zonasi ini selalu dikembangkan dengan fleksibel, yakni lintas zona. 

Jika memang masih banyak anak di suatu daerah yang belum mendapatkan sekolahnya. Hal ini seperti yang terjadi di Tulungagung, Jawa Timur. Jadi tidak hanya melalui jalur afirmasi, zona, prestasi, dan perihal kerja orang tuanya.

Namun, persoalan zonasi memang banyak menuai kritik di kalangan orang tua. Lantaran anaknya yang seharusnya diterima, justru tergeser oleh orang lain.  

Ini biasanya terjadi karena adanya tumpang tindih syarat yang ditetapkan. Seperti perihal zonasi yang konon lebih diprioritaskan daripada prestasi, seperti yang terjadi di sebuah sekolah menengah kawasan Jagir, Wonokromo, Surabaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline