Luka Jovic mendadak jadi rebutan klub-klub top Eropa. Dari Real Madrid yang masih mencari pengganti sepadan CR7 yang haus gol, Barcelona yang mencari suksesor Luis Suarez, hingga Chelsea yang masih mencari predator ganas lini depan, permasalahan menahun mereka sejak ditinggal Diego Costa. Tentu bukan tanpa sebab tim-tim top diatas mengincar talenta Serbia ini.
Luka Jovic memang sedang moncer-moncernya saat ini. Sampai pekan ke-24 Bundesliga, ia sudah mencetak 15 gol bagi Eintrach Frankfurt dan bertengger di puncak topskor sementara Bundesliga mengangkangi nama-nama top macam Lewandowski, Paco Alcacer dan Marco Reus. Tidak hanya gol, Jovic pun cukup lihai dalam mengkreasi serangan. Sejauh ini, ia sudah mencatat 4 assist.
Tidak cukup di Bundesliga, pemuda 21 tahun ini juga tebar pesona di Europa League. Dari 7 penampilan di Europa League, Jovic sudah mencetak 5 gol, hanya kalah satu gol dari striker Red Bull Salzburg, Munas Dabbur yang memimpin pencetak gol terbanyak kompetisi kelas dua benua biru tersebut.
Dia adalah alasan mengapa Frankfurt menyapu bersih semua pertandingan grup Europa League musim ini mengalahkan tim-tim tradisional Eropa macam Marseille dan Lazio yang satu grup dengan mereka dan lebih diunggulkan. Dengan performa dahsyat seperti itu, wajar jika Jovic menjadi rebutan tim-tim top Eropa.
Bersama Sebastian Haller dan Ante Rebic, Jovic membentuk trio maut yang mengantarkan Eintrach Frankfurt bersaing di papan atas Bundesliga musim ini. Hingga pekan ke-24, Frankfurt berada di posisi 5 klasemen sementara.
Meski cukup sulit untuk bersaing memperebutkan gelar juara-terpaut 14 poin dari Dortmund dan Munchen-, namun mimpi untuk tampil di liga Champions bukan lagi sekadar angan-angan. Armada Hutter hanya terpaut 3 poin dari Borrusia Monchengladbach, peringkat 4 klasemen, batas akhir zona liga Champions.
Pemain Spesial
Luka Jovic adalah pemain spesial. Hal ini sudah terlihat semenjak ia bergabung dengan akademi Red Star Belgrade. Ketajamannya didepan gawang sudah ia pamerkan sejak bergabung dengan tim junior jawara liga Champions 1990/1991 tersebut. Dengan potensinya yang besar tersebut, tak heran ia sudah diberi debut bersama tim senior Red Star di usia 16 tahun, lima bulan dan lima hari melawan FK Vojvodina tanggal 28 Mei 2014.
Debutnya makin spesial karena ia juga melengkapinya dengan sebiji gol yang membuat ia tercatat sebagai pencetak gol termuda di pertandingan kompetitif dalam sejarah Red Star mengalahkan sang legenda Serbia, Dejan Stankovic. Ketajamannya membawa ia ke Portugal untuk bergabung bersama salah satu tim raksasa, Benfica. Namun bersama Benfica, ia tidak mampu menunjukkan ketajaman yang sama. Hanya semusim di Benfica, ia pun dipinjamkan ke Eintrach Frankfurt.
Datang sebagai pemain pinjaman dari Benfica pada musim panas 2017 lalu, ia tidak langsung menjadi andalan klub. Musim pertama (2017/2018), dilalui dengan sering duduk di bench. Tampil sebanyak 22 kali di Bundesliga dengan hanya 5 kali bermain penuh selama 90 menit, ia mengemas 8 gol. Tidak buruk untuk seorang debutan di tanah Jerman.
Musim ini pun tidak dilalui Jovic dengan mulus. Sebelum gacor dengan gelontoran gol-golnya, ia tidak bermain di dua laga awal Bundesliga (melawan Freiburg dan Bremen). Ia baru mulai tampil di pekan ke-3 dari bangku cadangan saat Frankfurt mengimbangi Dortmund 1-1.