Lihat ke Halaman Asli

Indonesia: Untaian Mutiara Mewah di Etalase Perdagangan Dunia

Diperbarui: 25 Oktober 2016   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Lupakan sementara kekayaan Indonesia dari tambang dan migas. Indonesia memiliki kekayaan lain yang juga potensial bagi peningkatan devisa, yakni mutiara. Tak banyak yang tahu bahwa mutiara Indonesia adalah mutiara termahal dan salah satu penyumbang terbesar dalam kuantitas perdagangan mutiara di dunia.

Perairan Indonesia menghasilkan mutiara paling paling baik dan bernilai di dunia. Seluruh wilayah perairan laut Indonesia adalah  yang baik bagi pertumbuhan mutiara karena iklim tropisnya menjadikan dasar laut Indonesia sebagai hamparan yang nyaman dan hangat bagi lahirnya mutiara-mutiara indah dan bermutu tinggi. Sementara di belahan dunia lain; mutiara hanya tumbuh di wilayah tertentu dari perairannya. 

Reputasi mutiara sebagai perhiasan telah dikenal sejak dahulu kala. Sebagai salah satu contoh; serangkaian perhiasan terbuat dari mutiara yang ditemukan di makam kuno ratu Persia yang wafat pada tahun 520 sebelum Masehi saat ini dipajangkan di Museum Louvre di Paris.

Jika saja pengelolaan mutiara di Indonesia dilakukan dengan lebih, maka masyarakat kita tak akan berbelanja perhiasan mutiara di luar negeri, karena Indonesia memiliki segala faktor alam yang dibutuhkan untuk memproduksi mutiara yang indah dan melimpah.

Mutiara

Mutiara berasal dari akumulasi lapisan mineral yang memadat membangun bentuk bola, bisa bulat sempurna, oval atau kombinasi keduanya. Fabrikasi permata ini tidak terjadi di dalam tanah seperti permata lainnya, namun di dalam tubuh makhluk hidup; yakni pada tubuh Moluska berkatup-ganda (bivalve), utamanya tiram. Ini sebabnya mutiara dijuluki sebagai the living gem, atau permata hidup.

Apakah Semua Tiram Menghasilkan Mutiara?

Tidak. Mutiara dibikin oleh tiram yang merasa terancam oleh kedatangan benda asing (butir pasir, parasit, dll.) yang masuk ke dalam rumahnya yang berdinding cangkang. Sebagai langkah proteksi, mantel di lapisan dalam kerang akan mengeluarkan zat yang akan menyelaputi benda asing tersebut. Pelapisan ini terjadi secara berulang, lapis demi lapis, hingga membangun benda bulat padat dan berkilau, lalu pada akhirnya mengeras membentuk mutiara. Proses pelapisan ini lamanya bertahun-tahun.

Jadi tumbuhnya mutiara sedikit banyak dapat diasosiasikan dengan tumbuhnya mata bisul yang timbul akibat kotoran atau bakteri menginfeksi kulit, lalu bereaksi menetralkan ancaman dengan mengeluarkan darah putih yang menyelaputi kotoran tersebut. Tiram lainnya yang tak terinfeksi oleh gangguan akan tumbuh normal tanpa ditumbuhi mutiara.

Gambar: Pembentukan mutiara diprakarsai ketika benda asing menyisip ke dalam tiram melalui celah kerang

"Jadi tumbuhnya mutiara sedikit banyak dapat diasosiasikan dengan tumbuhnya mata bisul yang timbul akibat kotoran atau bakteri menginfeksi kulit, lalu sistem tubuh bereaksi menetralkan ancaman dengan mengeluarkan darah putih yang menyelaputi kotoran tersebut.

Tiram Apa Saja yang Menghasilkan Mutiara?

Tercatat ada sekitar 15 jenis tiram, yakni sembilan tiram perairan laut dan enam perairan tawar, yang dapat menghasilkan mutiara. Dari semuanya itu, hanya sebagian kecil yang hasil mutiaranya dianggap cukup bernilai untuk menjadi komoditas perdagangan, yakni Genus Pinctada (tiram air laut) dan Genus Hyrriopsis (tiram air tawar).

Indonesian South Sea Pearls: Mutiara Terbaik di Dunia.

Beberapa negara menghasilkan mutiara yang baik, namun yang dinilai paling bagus dan paling mahal adalah mutiara yang berasal dari Indonesia. Mutiara ini dikenal dengan nama mutiara Laut Selatan (Indonesian South-Sea Pearls, ISSP) dari Genus Pinctada Maxima. Mutiara jenis ini juga terdapat di Australia dan Filipina -serta sejumlah kecil di negara lain sekitarnya.

Mutiara Laut Selatan (MLS) dianggap sebagai mutiara kerang laut yang paling bernilai diantara dua jenis mutiara utama lainnya di dunia –yakni: mutiara Akoya (Pinctada fucata) dan mutiara hitam (Pinctada margaritifera).

Mutiara Laut Selatan Indonesia memiliki karakteristik yang lebih unik; lapisan mutiaranya (nacre) paling indah dan paling tebal, yakni dua sampai 6 mm dibandingkan mutiara Akoya yang hanya berkisar 0,35-0,7 mm. Kilau yang dihasilkan tidak tajam, namun terkesan lembut. Mutiara putih juga merupakan satu-satunya mutiara yang memiliki kilau kebiru-biruan. Dari seluruh daerah di Indonesia, Lombok adalah sumber yang paling signifikan.

Secara artistik, MLS memiliki paling banyak nuansa warna yang akan muncul dalam berbagai corak yang berbeda bak pelangi –tergantung tingkat terang dan warna cahaya yang menyinarinya. Warna dasarnya sendiri adalah bergradasi dari putih satin hingga warna emas, termasuk warna perak. Dari semuanya yang paling jarang adalah warna perak dan emas. Keunikan lainnya, hanya mutiara ini yang memantulkan larik nuansa warna biru.  

Mutiara Buatan

Untuk merespon kelangkaan mutiara alami, Jepang membudidayakan mutiara di awal abad 20. Bedanya dengan mutiara alami, mutiara industrial ini menempatkan tiram dalam tangkar dan mereplikasi proses gangguan pada tiram (yang menyebabkan tiram memproduksi zat pelindung sehingga membentuk mutiara) dengan memasukkan secara manual objek pengganggu ini. Saat ini mutiara buatan mendominasi pasar dunia. Kualitasnya tak jauh berbeda, namun beda harganya sangat signifikan. Sementara mutiara alami hanya menempati sekitar 5% dari total jumlah perdagangan mutiara.

Mutiara Imitasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline