Pada tahun 1712 Jawa, melalui perdagangan yang dilakukan oleh VOC mulai mengekspor kopi ke Eropa. Saat itu kopi dunia mayoritas dipasok oleh Yaman. Tahun 1724 Jawa berhasil menyalip Yaman dalam kuantitas ekspornya; sekaligus menempatkan diri sebagai eksportir terbesar Dunia. Hal ini terus berlangsung hingga awal tahun 1800 mulai banyak berkurang karena gejala perang Dunia; terutama perang Napoleon. Produksi kopi di Jawa Barat-pun, di sisi lain, juga mengalami penuruan produksi, terutama karena proses perdagangan terganggu, selain itu juga karena letusan gunung berapi dan mulai kurang terjaganya tanaman dari serangan hama. Kopi di Jawa, awalnya ditanam di Batavia (di daerah Pondok Kopi) lalu memanjang ke daerah Dermaga (Bogor) lalu ke sepanjang Pegunungan di Jawa Barat, terutama di sekitar Bandung Selatan, seperti gunung Malabar, Puntang. -- Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Jawa Barat pernah memimpin dunia dalam hal produsen dan eksportir kopi dunia. Pada puncaknya, ekspor kopi dari 'Priangan' mencapai sekitar lima kali lipat lebih besar daripada yang pernah diekspor oleh Yaman -eksportir terbesar sebelumnya. Dari hasil ekspor ini, Jawa Barat, terutama Bandung, sempat mampu menjadi salah satu kota yang berpenghasilan paling tinggi di dunia. Dari zaman ini juga Bandung mendapatkan julukan Parijs van Java. Tak hanya dari kopi, Bandung juga kaya dari teh. Saat kejayaannya, di Bandung banyak rumah mewah, butik, dan restoran. Setelah masa keemasannya, eksportir kopi dunia mulai beralih ke negara-negara Afrika dan Amerika Latin seperti Brasil, Venezuela, Ethiopia dll. Di Tanah Air, dari Jawa Barat pun bergerak pindah ke, awalnya, Jawa Timur dan sepanjang Sumatera -lalu berlanjut ke seluruh Indonesia. --- Mulai tahun 2012, Jawa Barat sudah mulai melek mata, meski masih jauh untuk dikatakan 'bangkit'. Kopi dari Jawa Barat sudah mulai kembali diekspor meski belum bisa dikatakan sangat banyak. Fenomena ini tak lain adalah hasil perjuangan para pejuang petani kopi dan semangat serta tekad para petani untuk menghasilkan kopi yang ditanam, dikultivasi dan diolah sebaik mungkin. Salah satu instrumen dan medium yang penting dalam memajukan lagi iklim bertani kopi adalah 'Koperasi'. Di Jawa Barat, terdapat beberapa koperasi yang bekerja keras dengan konsisten berjuang untuk memajukan iklim perkopian di tanah air. Dua dari beberapa koperasi utamanya adalah Koperasi Malabar, yang diprakarsai oleh Bapak Jayagama Masri, serta Koperasi Klasik Beans yang diprakarsai oleh Kang Eko Purnomowidi dkk., seperti kang Deni Glen , kang Don Yadi, kang Dadang Hendarsyahserta banyak yang lainnya. Koperasi Malabar saat ini telah melakukan ekspor ke Maroko; sedangkan Klasik Beans sudah mengekspor ke Amerika dan beberapa negara di Eropa, memasok lebih dari seratur Coffee Shop di Eropa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H