Aplikasi edit foto populer seperti Photoshop buatan Adobe, banyak dipakai oleh para fotografer atau editor gambar. Kemampuannya cukup mumpuni dan dianggap mudah untuk dipergunakan. Walaupun di sisi lain ia membutuhkan perangkat dengan kemampuan daya simpan yang dibutuhkannya cukup besar.
Namun kini, berkat kemajuan teknologi “kecerdasan buatan” alias Artificial Intelligence (selanjutnya disingkat AI), aplikasi tersebut banyak mendapat saingan. Terang-terangan, fungsi-fungsi dasar yang amat diperlukan dalam menghasilkan foto yang bagus, mampu dilakukannya.
Misalnya saja, mempertajam kualitas foto yang agak goyah alias blur. Menghapus objek foto yang menganggu keberadaan foto utama. Atau bahkan mengganti latar depan atau latar belakang dari foto yang ada. Termasuk memberi warna pada foto jadul yang masih hitam-putih. Dan banyak lagi yang lainnya.
Hal-hal yang kalau secara teknis, sudah bisa dikategorikan pada kemampuan kelas menengah. Bukan lagi pemula alias tingkat dasar. Bisa jadi menuju pada skill expert atau kemampuan mahir.
Jelas sangat menguntungkan keberadaan aplikasi pemrograman foto seperti ini. Tidak perlu susah-susah belajar editing foto. Bahkan yang tidak tahu dan belum pernah menggunakan sama sekali, pun bisa memanfaatkan aplikasi semacam ini.
Tentu saja, pengguna cukup memahami aturan atau perintah dasar yang disuguhkan lewat aplikasi yang ditawarkan tadi. Kebanyakan memang dalam versi bahasa asing (Inggris). Namun kini, berkat kemudahan teknologi pula, bisa dipilih versi yang mempergunakan bahasa lokal (Indonesia). Jadi cukup simpel. Tak bisa bahasa asing, tinggal klik ubah bahasa.
Kecanggihan dan keunggulan aplikasi pengolah foto AI online ini juga memanjakan banyak penggunanya. Bisa mempergunakan fasilitas gratisan (free), atau memilih yang berbayar (langganan). Soal kemampuan sebenarnya sama. Namun yang free ada pembatasan dan secara kualitas di bawah yang berbayar.
Nah, siapa yang tak suka dengan model begini? Gampang dan tak merepotkan!