Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Tujuh Purnama Menanti Hasil Buah Pertama

Diperbarui: 6 Maret 2023   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu kesabaran mendapatkan buah labu kuninh (foto: dok. pribadi)

Menengok kembali catatan waktu
Rekaman digital pada foto yang ada
Ternyata sudah tujuh purnama berjalan
Sejak kali pertama dia berbunga

Senang dan gembira saat kali pertama menyaksikannya
Bakal buah yang terus bermunculan
Membayangkan kelebatan dan hasil yang bisa didapatkan nanti
Tak terhitung banyaknya 

Namun cuaca sepertinya mengaburkan harapan
Satu persatu bunga-bunga yang bermunculan
Gugur sebelum masanya tiba
Terpangkas oleh hembusan yang kencang atau siraman kuat air hujan yang datang

Ada teknik tersendiri, ia harus dikawinkan secara manual
Jika ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal
Bukan hanya mengandalkan proses alami yang terjadi
Susah terjadi pembuahan, begitulah sharing pengalaman para suhu

Maka... semangat yang mulai redup menggeliat kembali
Apa salahnya mencoba, menemukan pengalaman dan ilmu yang baru
Ternyata memang tak semudah teori yang didapatkan
Menemukan bunga jantan dan betina di satu waktu, bukanlah perkara yang mudah

Ya sudahlah... apapun yang terjadi, biarlah itu terjadi
Kalau memang dia tak menghasilkan buah, ada saatnya untuk dimatikan
Buat apa juga memelihara tanaman yang tak bisa menghasilkan
Hanya memberikan kesan buruk, mengurangi kualitas buat tanaman produktif lainnya

Kesabaran yang terkikis
Tanpa sadar memberikan jalan harapan kembali
Alam berpihak
Satu dua di antara bakal buah yang kuncup terus bertumbuh, terlihat kian membesar...

Namun... lagi-lagi faktor alam jua yang menentukan
Curah hujan yang tinggi
Desir angin berhembus yang cukup kuat
Meluluhlantakkan impian

Bakal buah yang mulai berbentuk bulat
Gogrok kembali, terjatuh dengan sendirinya
Kalau tidak, ia membusuk pada batang pemberi harap
Lalu terlepas dari tangkai pemberi nutrisi

Apalah daya... Memang takdir alam tak bisa dilawan
Kecuali hanya mengakali agar asa tak benar-benar sirna
Pasrah dengan kehendak alam dan Sang Pengatur Waktu
Bahwa hidup dan kehidupan ada dalam genggaman tangan kasih-Nya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline