Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Untuk Apa Menulis? Menulis untuk Apa?

Diperbarui: 28 April 2022   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aktivitas menulis juga punya banyak manfaat (foto: istockphoto.com/Tzido)

Ini tulisan saya ke-555 sejak kali pertama mempublikasikan karya di Desember 2015. Maunya sih, di-pas-kan dengan tanggal 5-5 (5 Mei 2022). Biar enak begitu mengingatnya. Angka serba kembar. Serba 5 di bulan 5 di tahun yang juga kembar, '22. Asyik, kan, ya, hehe...

Bulan ini saya memang terlambat start memulai tulisan baru. Mulai tanggal 12 April 2022 (baca: Literasi Seksualitas: "Ini Demo atau Open BO?"). Maklum lagi sibuk, dan berkeinginan meneruskannya lagi karena sayang, sudah dapat 1/3 bagian dari persyaratan minimal dapat K-Rewards.

Haha... kok arahnya jadi ke sana? Ya, tak apa-apalah buat penyemangat dan bonus. Makanya harus dikejar hingga di titik darah penghabisan. Eeaaa... kayak mau perang saja.

Maklum, ini tiga hari terakhir yang menentukan bisa lolos tidaknya dapat UPV alias pembaca unik. Kalau tak memenuhi target, ya, apes deh, dapat zonk walaupun hitung manual sudah mencapai angka 3.000.

Untuk Apa Menulis? Menulis Untuk Apa?

Ini pertanyaan mendasar dan paling umum yang sering dipertanyakan oleh banyak orang. "Kamu dapat apa ngoyo menulis begitu? Memang bisa kaya?"

Ada yang bisa bantu jawab?! Plizz, ini lebih dari sirius, hehehe....

Orang menulis buat apa coba?  Sekadar curhat, melampiaskan emosi, atau ada sesuatu yang memang perlu untuk dinarasikan?

Tiap penulis tentu punya alasan masing-masing. Mana yang lebih dominan dari ketiga hal itu? Atau bisa jadi jawabannya bersifat akumulatif dari ketiganya.

Pun ini bisa jadi ditambah alasan lain yang paling realistis: "Supaya bisa dapat cuan, dapat honor, dapat reward, dapat hadiah". Tak usah dimungkiri, walau secara idealisme ada juga yang beranggapan kalau itu faktor nomor duanya atau yang hanya urutan kesekian. Salut buat para penulis yang masih memegang prinsip idealismenya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline