Salah satu Topik Pilihan Kompasiana memberikan 'tantangan' penulisan dengan tema "Anak Terpapar Porno". Topik yang ngeri-ngeri sedap, mengingat persoalan ini akan tetap aktual kapanpun jua.
Maaf sebelumnya, pemilihan judul di atas bukan untuk clickbait. Hanya sebagai simpulan sederhana dari sebuah "eksperimen sosial" yang ada di dunia maya. Kisah tentang prestasi remaja Indonesia yang masih kalah jauh jumlah pembacanya ketimbang sosok remaja yang jadi trending topic dengan kisahnya yang kontradiktif.
Dilematis Pemberitaan
Ya, sebenarnya repot juga ketika seorang penulis atau pewarta menampilkan gambar ilustrasi atau tautan yang berisi berita yang menyangkut kasus asusila. Apalagi jika itu sampai meledak dan viral.
Mau membahas tema ini, ujung-ujungnya justru bisa lebih memopulerkan orang yang bersangkutan. Pembaca yang tak tahu, malah jadi kepengin tahu sendiri. Jadi penasaran lalu gogling sendiri. Gimana dong, hehe...
Begini saja ringkas ceritanya. Di saat memperingati hari Kartini lalu (21/4), ada linimasa berita yang menampilkan viralnya sosok remaja. Masih muda, umur sekitar 18 tahunan. Masih sekolah tentunya. Ada seragam khusus yang jelas terlihat pada pakaian yang dikenakannya.
Foto dan videonya yang seksi dan vulgar itu mendadak trending melalui media sosial jalur Twitter dan TikTok. Celakanya, konten ini terangkat kembali dan justru lebih meledak ketimbang masa lalu yang juga sempat membuat heboh.
Menurut pengakuan yang bersangkutan, itu sebenarnya materi yang sudah lama. Ia mengaku melakukan hal tersebut karena (waktu itu) takut dengan ancaman pacarnya.
Sontak saja, dengan adanya pemberitaan ini, kata kunci tertentu akhirnya ikutan laris di kolom pencarian. Banjir komentar warganet juga seakan saling berlomba.
Satunya menawarkan file foto dan video yang sudah 'berhasil' dikumpulkan. Ada yang hanya menawarkan pecahan (durasi pendek). Ada yang promosi tautan. Gratis namun dengan syarat tertentu; cukup follow dan retweet. Atau cukup berbayar sekian ribu saja, akan dikirimkan tautan setelahnya.