Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Cinta, Warna Pink, dan Wanita (Sisi Lain Valentine's Day)

Diperbarui: 16 Februari 2022   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Valentine identik dengan simbol cinta dan warna pink (kolase Instagram @christy_united dan pixabay.com)

Sejarah 'Hitam' Valentine's Day

Sisi 'gelap' sejarah Hari Valentine yang kini identik ada di pertengahan bulan Februari, sejatinya mengenang pengorbanan dari salah satu pemimpin umat Kristen bernama Valentine (Valentinus) dari Roma.

Versi kisah paling umum adalah ia dijatuhi hukuman pancung pada 14 Februari 278 Masehi. Eksekusi ini dijatuhkan karena Valentine dianggap menentang kebijakan Kaisar Claudius II tentang aturan pernikahan bagi warganegara Roma.

Kala itu, sewaktu Claudius II memerintah, Romawi sedang menghadapi perang hebat. Untuk melindungi bahaya serangan musuh, ia membutuhkan banyak pasukan.

Tak banyak kaum muda yang tertarik menjadi anggota tentara baru. Malahan, para tentara itu mendapatkan peraturan bahwa mereka tidak boleh menikah sebelum pulang dari medan perang.

Tujuannya supaya mereka bersemangat dan bisa mengalahkan para musuh. Baru sesudah itu dapat menikmati indahnya perkawinan.

Aturan seperti ini ditentang oleh gereja. Salah satu tokoh utamanya adalah Valentine tadi. Secara diam-diam, ia tetap memberkati perkawinan antara pasangan yang siap bersatu hati.

Atas peristiwa ini, baru pada akhir abad ke-5 (tahun 496), Paus Gelasius mendeklarasikan 14 Februari sebagai Hari St. Valentine.

 

Pink, Warna Cinta?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline