Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Memperkuat Rantai Kebaikan

Diperbarui: 31 Juli 2021   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay.com/geralt

Masa pandemi seperti ini, ada beragam cerita yang terjadi di masyarakat. Tetapi cerita ini bisa jadi dua kutub yang berseberangan. Kutub yang satu bernada pesimis, aura negatif. Kutub yang satu tetap bernada positif dan optimis.

Dalam pemberitaan media ataupun lewat media sosial, tak jarang keduanya bertemu. Tentu saling sindir dan serang terjadi. Masing-masing berangkat dari pemahaman yang sudah terbentuk sebelumnya.

Pandemi di negeri ini dinyatakan resmi ada sejak awal Maret 2020. Esok hari sudah memasuki awal bulan kedelapan. Sudah 17 bulan berjalan. Ada usaha yang masih mampu bertahan, menyesuaikan dengan keadaan dan perubahan yang terjadi. Ada usaha yang sudah gulung tikar karena tak bisa beradaptasi. Ada usaha yang masih bisa terus bertahan walau dalam ketidakstabilan.

Kondisi seperti ini memaksa setiap individu memiliki ragam cara untuk menyikapinya. Sebab bagaimanapun roda waktu akan terus berputar dan berjalan. Siap tak siap harus bisa menjalaninya.

Di antara banyak peristiwa yang ada, kena Covid-19 bisa jadi "warning". Peringatan seberapa tahan daya dukung tubuh menghadapi ancaman virus yang mirip dengan influenza ini. Kalau tubuhnya kuat, dia selamat. Namun kalau ternyata bagian tubuhnya ternyata sudah ada penyakit bawaan, "Tabahkanlah hatimu...".

Perang melawan virus ini bukan hanya persoalan kesehatan semata, namun juga perang melawan situasi sosial. Ada banyak "narasi sesat" yang terus bermunculan menghadapi "narasi sehat" juga tak hentinya disebarluaskan.

Energi bisa habis jika hanya bersifat reaktif memukul balik terhadap hoaks. Sementara ada banyak sejuta kebaikan cerita yang sebenarnya mampu muncul di tengah riak kegaduhan itu. Sejuta kebaikan yang kalah gaungnya dengan kisah-kisah menyedihkan dan menggores luka. Sejuta kebaikan yang semestinya lebih layak dan pantas untuk diviralkan dan menjadi sebuah inspirasi dan keteladanan.

 

Sederhana yang Bermakna

Sebenarnya saya punya angan-angan membantu menyusun kisah perjuangan para penyintas atau relawan yang terlibat dalam sebuah 'misi kemanusiaan'. Namun ternyata memang tak mudah untuk merealisasikannya. Salah satunya karena alasan klasik "Saya ndak bisa menulis".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline