Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Dua Sisi Toxic Positivity (Bagian 1/2)

Diperbarui: 30 Juli 2021   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berpura-pura bahagia (gambar via tribunnews.com)

Sudah beberapa kali istilah "Toxic" diperkenalkan di kanal ini. Jadi penasaran... Apa sih sebenarnya arti kata ini?

Tahunya saya dalam istilah medis, kesehatan, ilmu biologi adalah "toksin". Menurut KBBI, itu artinya zat racun yang dibentuk dan dikeluarkan oleh organisme yang menyebabkan kerusakan radikal dalam struktur atau faal, merusak total hidup atau keefektifan organisme pada satu bagian.

Lantas apakah “toxic” ini adalah padanan katanya dalam Bahasa Indonesia? Entahlah, media arusutama (mainstream) masih mempertahankannya dalam mempergunakan istilah asli dalam Bahasa Inggris ini.

Toxic artinya adalah racun. Dalam bahasa gaul biasanya ditujukan kepada orang-orang yang sikapnya buruk. “Orang toxic”, julukan ini  umumnya diberikan terhadap mereka yang selalu ingin menang sendiri dan menganggap orang lain lebih buruk darinya.

Dalam pengertian lebih "akademis", ‘Toxic’ adalah istilah untuk seseorang yang punya sifat  “beracun”. Sebuah sifat pribadi yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain, baik itu secara fisik ataupun emosional.

Seseorang bisa dianggap menjadi ‘racun’ ketika ia menebarkan sesuatu yang bersifat negatif ke lingkungan sekitarnya. Jadi keberadaan orang ini punya efek buruk alias pengaruh negatif bila berada dalam sebuah komunitas tertentu.

Toxic Positivity

Nah, istilah baru ini kalau diuraikan satu-persatu kesannya malah seperti 'dipaksakan' ya? Sebab artinya saling bertolak belakang. Satunya negatif, satunya positif. Plus dan minus bila disatukan jadi netral. Itu kalau memahami dalam sudut pandang keilmuan lainnya.

Tapi, tak mengapalah, yang penting inti dari istilah ini bisa juga dimengerti. Sama seperti ada ungkapan “menebar virus kebaikan”.

Lha, tapi memangnya ada virus yang menguntungkan? Sifat dasar virus itu jelas merugikan. Ia mirip dengan parasit sifat hidupnya. Apakah kalau parasit tumbuh menempel di sebuah batang tanaman, ia dibiarkan begitu saja? Tentu tidak! Daya hidup parasit kecepatan tumbuhnya melebihi tumbuhan yang asli. Kalau dibiarkan ia justru yang akan menguasai tanaman induk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline