Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Niat Berbuat Baik, Endingnya Malah Jadi Tidak Baik

Diperbarui: 5 Juli 2021   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stres selama pandemi akibat informasi hoaks (Sumebr: shuttestock via kompas.com)

Sebenarnya sudah kesal dan capek juga menghadapi beragam isu terkait kesehatan. Terutama yang kini sedang meledak, yaitu Covid-19.

Beragam cara disampaikan dan berupaya untuk menghindari dan melawan hoaks. Tapi apa hendak dikata, tetap saja sesekali bobol.

Jadi, upaya untuk membantu berbuat baik, terkadang bisa bernasib apes, "Wah, ternyata infomu tak valid. Kabar bohong. Menyesatkan."

Apa jadinya kalau hal itu ditujukan kepada orang yang memberikan kabar pertama tadi? Tentunya juga kaget, tak menyangka saja. "Lho?!"

Lebih celaka lagi, jika yang menginformasikan tadi profesinya tidak jauh dari dunia kesehatan. 

Waduh, tambah malu dan rikuh menghadapi kawan-kawan dalam satu grup percakapan.

Cek dan Ricek

Sebaik-baiknya niat baik, tentu juga perlu diimbangi dengan langkah yang baik. Sebaik-baiknya pedoman menghindarkan diri dari hoaks, tentu tindakan "sabar sebar" adalah cara pertama yang sebaiknya wajib dilakukan.

Ada rasa bersalah juga ketika saya atau kita memberikan informasi yang menurut kita baik. Apalagi terhadap masalah kesehatan dan ada yang sedang membutuhkan pertolongan. Tapi akhirnya, ending dari penyebaran informasi tadi ujung-ujungnya bermasalah.

Kalau menghadapi berita (news) barangkali lebih mudah untuk memantau dan menangkal. Langkah preventifnya misalnya sebagai berikut:

1. Lihat dari judul berita

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline