Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Buka Bersama dan Pendidikan Kemajemukan

Diperbarui: 2 Mei 2021   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita viral acara Bukber pada keluarga yang beda agama. Tangkapan layar TikTok/@stellaprclly

Tiga hari berturut, kawan dunia maya dan dunia nyata menceritakan suasana hatinya terkait adanya puasa. Meskipun berada di tempat dan waktu yang berbeda kejadiannya, namun kesamaannya mereka sebenarnya bangga punya komunitas yang berbeda secara agama alias lintas keyakinan.

Kawan pertama bercerita, walaupun hanya dia yang dalam komunitas itu yang memakai salib dan tak menggunakan jilbab saat berada dalam acara Buka Bersama, ia merasa enjoy saja. Tak 'kan ada bisik-bisik atau tatapan mata padanya saat ia sesuka hati mau meneguk minuman di hadapannya  sebelum tanda waktunya berbuka.

"Inilah Indonesia yang sebenarnya," tulisnya dalam story yang diunggahnya di akun Instagram miliknya. Sembari menerangkan sisi lain dari foto yang dimaksud di sana. Ia merasa bangga dan bersyukur memiliki kawan-kawan yang seperti itu. Walaupun komunitas yang terbentuk itu bukan dari dunia kerja atau teman-teman sekolahnya. Namun hanya komunitas yang terbangun di dunia maya karena kesamaan hobi.

***

Kawan kedua ceritanya hampir sama. Komunitas ini terbentuk karena dunia kerja. Mau tak mau  mereka  harus bisa bekerja sama di dalamnya. Namun demikian, ia juga merasa fine-fine saja dengan jalinan pertemanan yangterbangun itu.  Walaupun tak seiman, dia tetap turut dilbatkan dalam acara Buka Bersama

Mungkin kalau dilihat oleh orang lain di luar komunitas mereka, ini cukup 'aneh'. Lainnya berjilbab, tapi cuma dia seorang yang tidak mengenakannya. Tak ada rasa canggung saat berakrab ria dengan mereka.  Semua berjalan dengan normal dan biasa saja.

**

Pengalaman kawan yang ketiga ini yang agak berbeda. Komunitas pertemanan berawal dari dunia pendidikan. Berangkat dari sekolah yang sama. Dalam menyambut Ramadan tahun ini, mereka melakukan acara sosial berupa bagi takjil  dan bingkisan di sebuah lingkungan masyarakat tempat tinggal salah satu anggota. Acara ini tentu juga bekerja sama dengan masyarakat di sana, terutama kaum ibu.

Tentu wajarlah, kalau perempuan, kebanyakan menggunakan penutup kepala atau jilbab sebagai atribut keagamaan. JIka ada yang tidak memakai, kalau dalam lingkungan masyarakat sekitar, tidak ada banyak pertanyaan atau persoalan mencuat, karena sudah tahu kesehariannya. Nah, kalau ada orang luar yang masuk  ke dalam lingkungan itu, terus  terlihat berbeda, maka di situ pertanyaan mulai muncul.

"Kok tidak berjilbab, Kak?" kata seorang anak kecil yang kebetulan mendapaatkan bingkisan.

Perempuan yang ditanya dengan sabar dan ramah menjawab, "Iya, Dik, saya nonmuslim."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline