Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Penjual Buah Keliling

Diperbarui: 30 April 2021   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: @infoseputarpanturaa (via media.suara.com)


Penjual Buah Keliling

Ia sebenarnya bukan dari keluarga yang berkecukupan atau berlebih
Tapi bukan juga dari rumah tangga biasa yang masih sederhana atau kekurangan
Tidak, hanya "cukup" yang biasa-biasa saja
Dari pekerjaannya dan suaminya, cukuplah untuk menyekolahkan anak
Cukuplah untuk memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya

Dia hanya tidak ingin berdiam diri
Di rumah saja, tidak melakukan apa-apa
Ia hanya ingin menambah penghasilan keluarga
Seberapa pun hasil yang diperoleh; sedikit atau banyaknya

Sang suami menyerah terhadap tekadnya
"Ya, sudah, boleh kamu berjualan
Tapi jangan memberikan hargal yang mahal-mahal
Kasihan mereka yang sedang membutuhkan"
Pesan itulah yang kemudian dipraktikkan ketika ia menjual barang dagangannya

Hanya pada gerobak katu dorong kecil saja ukurannya
Ia membawa beberapa macam buah pepaya dan aneka pisang
Kadang juga ada kerupuk dalam plastik, gorengan, atau camilan tahan lama lainnya
Barang titipan juga atau hasil dari modal kulakan (*membeli untuk dijual lagi) sendiri

Menjajakan barang dagangan, melewati jalan-jalan kampung yang saban hari dilalui
Tak mesti (*pasti) juga, kadang juga berbelok arah
Berganti rute, melihat lokasi pelanggannya
Sembari mencari orang-orang yang dirasa mau membeli
Jam-jam nya sudah bisa diprediksi
Kalau ada suara, "Buah... Buah ..."
Ah, pertanda ini sudah jam 11 siang

Kadang memang ada orang yang menawar harga hingga separo-nya
Tentu saja itu tidak diberikan
Tidak nututi (*mencukupi) dari harga kulakan (*harga dasar pembelian)
Ah, jualannya masih termasuk mahal!

Tidak juga begitu
Malah ia terlalu baik pada orang
Ia terkadang hanya bisa meng-"iya"-kan saja pelanggan memberikan potongan harga sendiri
Barangnya sudah diamankan dulu, uangnya disusulkan belakangan

Tak jarang, kalau ada buah yang kelihatannya sudah kurang begitu baik, itu menjadi bonus buat pembeli dan pelanggan
Sudah, tidak usah dibayar
"Wah, kan jadi sungkan (*merasa tidak enak hati) kalau begini"
Dapat untung dari mana ia?
Sudah capek dan pegal berjalan jauh
Barang dagangan malah tak boleh dibayar

Untung rugi dalam berjualan
Mestinya juga harus dihitung cermat
Tapi begitulah, mungkin dia sedang mempraktikkan falsafah hidup ala Jawa
(padahal dia sendiri aslinya bukan Jawa)
"Tuna satak bathi sanak"
Tidak mengapa rugi uang sedikit, tetapi mendapatkan lebih banyak (per-)saudara(-an)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline