"Jadi sepanjang tahun itu tanah harus dibiarkan dan tak boleh dikerjakan, ... sebab tahun itu adalah tahun istirahat untuk tanah.
Walaupun begitu, tanah itu akan memberi hasil juga untuk dijadikan makanan bagi kamu, ... dan setiap orang yang tinggal dengan kamu."
Setiap tanggal 22 April, dunia memperingati sebagai Hari Bumi atau Earth Day. Tema yang dipilih pada tahun 2021 ini adalah "Restore Our Earth" atau Pulihkan Bumi Kita. Titik fokusnya adalah pada proses alam, teknologi hijau yang sedang berkembang, dan pemikiran inovatif yang dapat memulihkan ekosistem dunia.
Tema tersebut diangkat guna menolak anggapan bahwa mitigasi atau adaptasi adalah satu-satunya cara untuk mengatasi perubahan iklim. "Memulihkan Bumi kita bukan hanya karena kita peduli dengan alam, tetapi karena kita hidup di atasnya. Kita semua membutuhkan Bumi yang sehat untuk mendukung pekerjaan, mata pencaharian, kesehatan dan kelangsungan hidup, dan kebahagiaan kita. Planet yang sehat bukanlah pilihan - ini adalah kebutuhan," demikian ditulis Earth Day di laman resminya.
Mengistirahatkan Tanah
Cara praktis dalam rangka menyemarakkan Hari Bumi, tentu tidak hanya ikut mengunggah ucapan itu di linimasa media sosial. Namun yang lebih penting adalah tindakan nyata yang dapat diberikan.
Mengembalikan atau merestorasi bumi kita. Barangkali ini masih terlalu abstrak, walaupun gagasan dan tujuannya kita tahu dan paham. Nah, kalau lebih dipermudah bisa dengan cara mengembalikan kesuburan tanah pada bumi tempat tinggal kita.
Sebagaimana mesin bekerja, ia suatu ketika perlu diistirahatkan. Kalau tidak demikian, ia bisa rusak dan umurnya tak awet. Apalagi manusia, disuruh bekerja terus-terusan, juga tak sanggup. Pada titik tertentu ia akan kewalahan melakoni. Bisa tumbang, drop, sakit. Demikian juga pada kemampuan alam lingkungan untuk bisa terus bekerja.
Tanah sebagai salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, juga memiliki titik jenuh jika terus diusahakan. Terus-terusan dipaksa untuk berproduksi. Ditanami satu jenis tanaman itu saja. Atau berganti jenis, tapi terus-menerus tanpa ada waktu jeda yang lumayan panjang.
Maka, itulah sebabnya mengapa tanah yang diolah dan dimanfaatkan, kalau sudah mengalami beberapa masa panen, hasilnya bukan malah meningkat tapi malah menurun. Bisa dalam hal kualitas atau secara kuantitas. Padahal bibit yang dipergunakan sama atau mungkin lebih baik.
Tanah yang subur bukan berarti ia dapat terus-menerus dimanfaatkan. Ia juga membutuhkan waktu istirahat untuk beberapa saat. Pengalaman praktis para petani, masa untuk mengistirahatkan tanah adalah setelah panen kedua sampai menunggu saat musim tanam pertama. Biasanya antara bulan September sampai November. Sekitar tiga bulan setiap tahun.