Benar juga kan pada akhirnya... Polemik catur yang dimulai dari akun Dewa Kipas yang kemudian viral, berakhir dengan happy ending. Tentunya, ada imbas “seneng” dan “senep” terjadi pada kubu netizen atau warganet.
Seneng, senang; warganet juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Senep, sakit perut; buat mereka yang tetiba pusing melihat aliran dana yang mengalir ke kantongnya pembuat konten. Wkwkwk....
Tiga hari lalu (Selasa, 23/3) saya menuliskan topik “Mendadak Catur” yang berjudul: Catur “Dewa Kipas Versus Irene, Pemenangnya Deddy, Juaranya Chelsie. Salah satu bagian dari tulisan itu adalah berandai-andai berapa jumlah pemasukan yang diterima Deddy Corbuzier selaku pemilik akun YouTube.
Situs kumparan.com (24/3) menulis angka yang lebih spesifik. Diperkirakan –lewat pengecekan di Social Blade- hanya dari acara live streaming (siaran langsung) pada hari itu (22/3), mampu menghasilkan uang sebanyak Rp 34,8 hingga 551 juta (USD 2.400 – USD 38.000 dengan kurs Rp 14.500). Atau dalam hitungan bulan sekitar Rp 5,18 miliar (USD 22.300 – USD 357.500).
Tentu jumlah tersebut belum termasuk dari jumlah penonton lain pasca acara berakhir. Hingga 4 hari pasca live atau saat tulisan ini dibuat, angkanya sudah menanjak berjumlah 10 juta.
***
“Enaknya punya otak bisnis demikian, ya..." Mampu membuat sebuah isu publik menjadi alat untuk mencari keuntungan.
Seperti kata Deddy sebelum acara hendak berakhir. "Saya cari makan, bukan cari teman," terangnya dalam canda yang juga serius.
Biar tak salah tangkap, maksudnya dia mewawancarai seseorang kalau tanpa dibayar, ya, ogah. Karena jalan yang dipilihnya sekarang itu sebagai bagian dari profesi.
Sama juga ketika Dadang Subur dan WGM Irene Kharisma Sukandar yang diundang untuk bertanding. Mereka sudah disiapkan hadiah total Rp 300 juta. Pemenang dapat Rp 200 juta, yang kalah dapat Rp 100 juta.
"Busyet, dah... Main catur tak sampai satu jam bisa mengantongi minimal 100 juta. Kerja keras berapa lama orang kantoran atau pekerja kasar dapat duit sebesar itu...?"