Bali itu Indonesia banget. Tetapi konon oleh sebagian orang luar negeri, nama Bali justru lebih dikenal ketimbang nama Indonesia. “Oh, jadi Bali itu ada di Indonesia.”
Busyet, bagi orang-orang yang cinta tanah air, rasanya pengin nampol buat bule yang mengatakan begitu. Enak saja bilang Bali dan Indonesia itu berbeda.
Bali dan budayanya, juga agama Hindu Bali sebagai mayoritas pemeluknya. Rasanya kultur ini sangat melekat kuat. Bahkan sepertinya, ketika ada komunitas masyarakat Bali berada, di situ rasanya seperti kita yang berada di Bali.
Ya, soal budaya dan agama masyarakat Hindu Bali, terasa kental dan menjiwai budaya bangsa. Ya, maklum saja, karena Hindu (dan juga Budha) dulunya menjadi agama paling tua yang masuk ke Indonesia. Jadinya secara kultur juga mewarnai perjalanan bangsa.
Secara kasat mata yang bisa terlihat adalah misalnya cara berpakaian, utamanya kaum wanita. Ada kemiripan dengan kebaya Jawa. Ya, karena memang sejarahnya juga serumpun. Runtuhnya Majapahit, membuat sebagian di antaranya pergi dan menetap di Bali.
Surabaya Rasa Bali
Tempat tinggal saya tak jauh dari asrama dan pura bernama Tirta Gangga. Secara luasan, tempatnya tidaklah besar sekali. Bahkan terkesan sederhana. Melihat papan nama, tempat ini tertera Pemerintah Provinsi Bali.
Pada hari-hari tertentu, di sini dilakukan upacara keagamaan. Tentunya orang di luar komunitas hanya bisa mendengar dan melihat dari sisi luar pagar alias di bagian jalan raya. Tidak hendak mengikuti prosesinya.
Ada 11 Pura yang ada di kota Surabaya. Namun yang terbesar berada di Jalan Lumba-Lumba No. 1; dekat dengan Museum Loka Jala Srana. Jadi kalau ada kegiatan akbar (Melasti misalnya, biasanya umat akan berombongan menuju ke sana.
Pura Agung Jagad Karana, begitu namanya. Oleh dinas pariwisata kota, kini sudah masuk dalam salah satu dari 55 destinasi wisata, khususnya yang bersifat religi.