Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Kisah Tetra Purnama

Diperbarui: 21 April 2019   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Hendra Setiawan

Fenomena bulan dalam ukuran yang sangat besar dalam tahun 2019 ini termasuk langka dan istimewa. Selama 3 (tiga) bulan berturut, dari Januari, Februari, dan Maret, Supermoon terjadi.

Nah, bagi yang ketinggalan informasinya, berikut ini adalah ringkasannya. Ternyata asyik juga. Sembari bisa melihat perbedaan yang ada, juga menambah pengetahuan. Dan, yang pasti bisa melengkapi stok foto. Kalau berminat buat ilustrasi, silakan japri, hehe....

Sebagai pengingat, Supermoon sendiri adalah fenomena yang terjadi saat Bulan berada pada perigee atau titik terdekatnya dengan Bumi. Selama fase penuhnya, membuat bulan tampak lebih besar.

JANUARI

Supermoon pertama terjadi pada awal tahun. Peristiwa bulan purnama super ini juga bersamaan dengan datangnya gerhana bulan. Jadi, ini merupakan peristiwa astronomis yang langka terjadi.

Berhubung waktu ini cuacanya mendung, gerhananya tidak dapat. Cuma berhasil mengabadikan fenomena supermoon. Dapat objek foto ini, juga faktor lucky (keberuntungan) juga.

Sekuel bulan purnama yang diselimuti awan hitam tebal yang berjalan. Sesaat sebelum hujan deras datang. Foto: dok. pribadi.

Iya, beruntung sekali buat kita yang selama dua tahun terakhir ini bisa menyaksikan fenomena alam (astronomis) langka tersebut. Sebab, setelah trrifektan (tiga peristiwa bersamaan) Super Blue Blood Moon pada 31 Januari 2018, pada 21 Januari 2019 terjadi Super Wolf Blood Moon. Peristiwa langit malam ini merupakan kombinasi dari tiga peristiwa bulan sekaligus.

Supermoon adalah ketika bulan paling dekat dengan Bumi dalam orbitnya selama fase penuhnya, membuatnya tampak lebih besar.

Bloodmoon terjadi dengan gerhana bulan total ketika matahari, Bumi, dan bulan semua berbaris dan bayangan Bumi melemparkan cahaya kemerahan pada satelit alami satu-satunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline