Apa kesan yang didapat melihat foto replika Suroboyo Bus dalam acara Surabaya Vaganza 2019 (24 Maret) lalu?
Ya, setelah berjalan satu tahun, bus ini kian menjadi andalan dan kebanggaan warga kota Surabaya. Buat anak-anak, para orang tua biasa menyebutkannya dengan si Tayo. Terinspirasi dari film kartun little bus. Meskipun tak cocok-cocok amat, yang penting bisa membuat anak senang.
Dalam perkembangan, pada awal tahun (4/1/2019) Suroboyo Bus mendapat tambahan 10 armada lagi. Masih sama berwarna merah, dan 2 lainnya berwarna kuning --sudah beroperasi sejak 5/9/2018--berupa bus tingkat (disebut "Bus Tumpuk") hasil dari CSR.
Apa bedanya dengan bus merah generasi pertama? Bus yang berukuran lebar 2,4 meter dan panjang 12 meter ini memiliki dua pintu di bagian tengah. Selain itu, pada bus baru ini juga dilengkapi fasilitas charger USB. Penambahan ini tentu saja untuk memangkas waktu tunggu antar-bus. Jadi calon penumpang tidak terlalu lama menanti.
Sebagai inovasi, Suroboyo Bus juga punya aplikasi GoBis, yang dapat digunakan masyarakat untuk melihat jadwal kedatangan bus di setiap halte beserta posisinya. GoBis tidak cuma untuk bus ini semata, tapi juga untuk moda yang lain, seperti mikrolet (biasa disebut "lyn"). Juga beberapa informasi lain, seperti tempat wisata.
Pada koridor timur-barat, Suroboyo Bus ini menghubungkan 2 kampus negeri di Surabaya yaitu ITS dan Unesa (Universitas Negeri Surabaya kampus Lidah). Kampus negeri yang lain, yaitu Unair, juga kebagian walau tidak semua.
Awalnya, bus tumpuk itulah yang akan dipergunakan pada koridor ini. Berhubung terhalang kabel yang banyak melintang di salah satu ruas jalan, akhirnya dipindahkan ke koridor selatan-utara. Itupun tidak sampai ke halte Jembatan Merah seperti bus merah. Memutar di sekitar Tugu Pahlawan, sebab ketinggiannya melebihi viaduct (jembatan rel KA yang melintas di atasnya).
Wisata Edukasi
Pada koridor timur-barat, banyak yang melewati dua jalur jalan yang sama. Jadi kalau terlihat Suroboyo Bus melewati arah yang berlawanan dengan posisi kita, maka setidaknya bisa memprediksi kapan waktu tiba bus yang menuju ke arah posisi kita. Itu jika tanpa menggunakan aplikasi Go Bis, yang kadangkala tak akurat. Tapi setidaknya amat membantu.
Misalnya, halte yang dekat dengan posisi awal/akhir di kampus ITS. Bus masih melintas atau berada di sekitar halte SAMSAT-Kertajaya. Maka kemungkinan datangnya adalah minimal 30 menit kemudian. Perkiraan diambil dari jarak halte Kertajaya menuju halte ITS sekitar 10-15 menit. Waktu tunggu atau istirahat sekitar 15 menit. Jadi bus yang telah ada sebelumnya, dia akan berangkat sesaat setelah bus yang baru datang ini tiba.
Menanti kedatangan bus ini harus dengan penuh kesabaran, ya... Sebab, jika bus dalam keadaan penuh, terkadang penumpang yang sudah lama menanti, tetap tak bisa terangkut. Malah, sekali kejadian, pernah juga crew menolak mengangkut penumpang, walau sebenarnya masih tersedia ruang. Sebel kalau sudah begini.... Jadi, ya, batalkan saja! Sudah males, capek menanti...