Lihat ke Halaman Asli

Hendi Setiawan

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Starbucks Dukung Perkawinan Sejenis Ternyata Bukan Berita Baru

Diperbarui: 3 Juli 2017   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dunia media sosial Indonesia ramai memberitakan pernyataan CEO Starbucks, Howard Schultz, yang dalam sebuah rapat para pemegang saham Starbucks lantang mendukung perkawinan sejenis.

Dukungan perusahaan kafe kopi ini tentu menimbulkan dampak ekonomi tak main-main bagi perusahaan tersebut, bukan hanya Pemuda Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia yang bereaksi mengancam akan mengusulkan agar izin usaha Starbucks dicabut. Di negeri asalnya, perusahaan yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, juga diboikot masyarakat penentang perkawinan sejenis.

Saya coba menelusuri sumber-sumber asing, sebetulnya kapan Howard Schultz mengumumkan sikap yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaannya.

Cukup terkejut juga mendapati berita cukup menghebohkan ini setelah di-googling berasal dari tahun 2015, bahkan 2013. Di zaman penyebaran informasi yang serba cepat, 'keterlambatan' berita sampai empat tahun satu hal ajaib. Bisa jadi ada pihak yang sudah tahu, tapi tak mau meneruskan berita ini di Indonesia. Atau mungkin sudah diberitakan namun masyarakat kurang peduli, mungkin merasa belum berkepentingan.

Lepas dari kebijakan Starbucks mendukung pernikahan sejenis itu urusan mereka dan bila masyarakat Indonesia tak suka dengan kebijakan ini, dengan alasan LGBT bertentangan dengan Pancasila,apalagi agamapun melarang perilaku hubungan sejenis, kita lihat fakta kebijakan Starbucks ini bukan 'barang baru'.

Berikut ini kutipan dari Forbes.com tahun 2013 dan Starbucks.com tahun 2015.

Forbes.com 23 Maret 2013

At Starbucks' annual meeting in Seattle on Wednesday a shareholder complained to the chief executive, Howard Schultz, that the company had lost customers because of its support for gay marriage. Last year Starbucks announced its support for Washington's state's referendum backing gay marriage, and in response the National Organization for Marriage launched a boycott of the coffee chain. Sumber

Starbucks.com 26 Juni 2015

The company's most vocal statement on diversity and equality came during a spontaneous exchange at the 2013 Starbucks Annual Meeting of Shareholders. During the question and answer portion of the meeting, a stockholder voiced his view that the company had lost customers because of its support for gay marriage.

"Not every decision is an economic decision," responded Howard Schultz, Starbucks chairman, and ceo. Sumber




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline