[caption id="attachment_244618" align="aligncenter" width="454" caption="Surat Pemberitahuan untuk pemilih ....."][/caption] Semalam pak RT datang ke rumah saya menyerahkan formulir Model C6-KWK.KPU, yaitu 'Surat Pemberitahuan Waktu Dan Tempat Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2013'. Saya terima beberapa lembar formulir tersebut, sambil bincang-bincang dengan pak RT. Ternyata dari data pemilih di RT kami cukup banyak, ada 457 orang pemilih. Kebanyakan data tersebut sesuai dengan fakta penduduk yang ada. Artinya masih ada beberapa data salah diantara 457 pemilih tersebut, kesalahan atau dugaan kesalahan tersebut adalah:
- Ada dua nama warga yang sudah meninggal dunia lebih lima tahun lalu masih terdaftar.
- Ada dua nama yang sangat mirip, hanya berbeda nama akhirnya, tempat tanggal lahir dan alamat persis sama. Yang benar hanya satu nama diantara dua nama kembar tersebut.
- Terakhir yang paling aneh ada dua nama "tak dikenal" masuk dalam daftar pemilih di RT kami. Masing-masing bernama Bostiana dan Hendro, no KTP ada, no KK ditulis '0' artinya tidak ada keluarga yang punya anggota bernama Bostiana dan Hendro. tempat lahir keduanya sama-sama di Bogor, tanggal lahir keduanya sama 1-7-1995, apakah kembar?, dan alamat hanya tertulis nama kompleks perumahan, padahal pemilih lainnya beralamat lengkap ada RT, RW dan nama jalan.
[caption id="attachment_244616" align="aligncenter" width="580" caption="No 456 dan 457, penduduk tak dikenal ....."]
[/caption] Pak RT kami bilang dia akan memberitahu KPPS atas masuknya dua penduduk gelap ke daftar pemilih di RT kami, sekalian memberitahu bahwa ada dua orang meninggal masih terdaftar dan nama kembar untuk orang yang sama. Pihak kelurahan/kecamatan seharusnya segera mengecek ulang data kependudukan lebih intensif dan melakukan rekonsiliasi data dengan para ketua RT. Kesalahan data 'keterlaluan', misalnya adanya 'penduduk gelap' yang RTnya pun tak tahu siapa sangat berbahaya, terdaftarnya penduduk tak dikenal di sebuah RT efeknya sangat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H